Namanya dikenal sebagai penggerak utama peristiwa Amuk Hantarukung, 1899.

Bukhari adalah Pemayung Sultan di masa Sultan Muhammad Seman putra Pangeran Antasari.

Ia dipercaya memiliki kesaktian dan ilmu kebal. Dengan ilmu itu jika tewas ia dapat hidup kembali.

Sumber cerita di Hantarukung memperkuat kepercayaan itu. Dikabarkan tewas dalam penyerangan pasukan Belanda pada 19 September 1899, Bukhari berkubur di makam Tumpang Talu Parincahan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel.

“Cerita orang-orang tua di sini, Bukhari sejatinya tidak mati. Kabar dari Malaysia yang dibawa ke sini, pada zaman dulu, Bukhari berkhalwat di sana. Ini sesuai dengan keyakinan kita bahwa orang mati syahid itu hidup,” tutur Adnan, warga desa Hantarukung Wasah Hilir.

Selaras dengan cerita tadi, ibu kandung Bukhari sempat lupa diri karena kematian anak kesayangannya, tiba-tiba sembuh dan ceria kembali.

Ketika ditanya soal itu, sang ibu menjawab: “Aku ditemui anakku.” AB

#amuk #hantarukung