Gusti Noorsehan Djohansyah seorang tokoh wanita Banjar berjasa menggalakkan kerajinan sasirangan.
Di awal tahun 80-an ia menyelenggarakan kegiatan pelatihan, mendidik kaum ibu lewat organisasi yang ia pimpin, Perwari (Persatuan Wanita Republik Indonesia).
Pelatihan aneka jenis keterampilan kewanitaan itu dilaksanakan di kediamannya di Jl DI Panjaitan No. 15 Banjarmasin (kini Gedung HJ Djok Mentaya Harian Banjarmasin Post Jl AS Musyaffa).
Bersama-sama Andi Ida Fitriah Kusuma, ia menggali, meneliti, mengadakan semacam kursus belajar mengajar dan mengembangkan tenun “kain pamintan” (cikal bakal sasirangan) hingga menjadi industri konfeksi seperti sekarang.
Ida menjadi instruktur pertama ibu-ibu di kampung Seberang Masjid yang kini lebih dikenal sebagai “Kampung Sasirangan” di Banjarmasin.
Noorsehan, wanita pejuang peraih Bintang Mahaputera dari pemerintah RI ini, meninggal dunia tahun 1996.
Karyanya yang akan selalu dikenang adalah membuat kaum perempuan banua tampil ke depan sebagai tulang punggung ekonomi keluarga. Melalui revitalisasi menghidupkan kembali tradisi lokal ratusan tahun kerajinan banua khas Kalimantan Selatan yang nyaris hilang tertelan zaman. BA