Di satu sudut jalan di kawasan wilayah Kampung Birayang Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat nama sebuah jalan yang diambil dari nama pejuang. Jalan Damanhuri.
Siapa dia? Ia salah seorang pelaku aktif yang berjuang pada masa pergolakan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan di masa Revolusi Fisik 1945-1949.
Damanhuri bin Dali dilahirkan di Barabai tahun 1907. Satu rumah sakit di ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Barabai, juga melekatkan namanya.
Penamaan itu sebagai pengakuan dan penghargaan warga Bumi Murakata kepada putra terbaiknya tentu saja. RS Damanhuri diresmikan oleh Gubernur Kalsel HM Said pada 12 November 1985.
“Pernah bertugas di Kodim Kandangan, pindah ke Negara, Martapura, Bati-Bati, Pelaihari terakhir kembali ke Kandangan,” ujar Hj Taibah, 79 tahun, sang istri, Selasa (18/7/2023) di Binuang, Kabupaten Tapin, Kalsel.
Tahun 70-an Damanhuri, di masa tuanya, sebagai veteran pejuang ia mendapat pembagian tanah di lokasi Blok M Desa Pualam Sari, Binuang.
Ketika meninggal dunia pada 17 Agustus 1977, ada rencana jasadnya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kabupaten HSS. Disatukan dengan pejuang-pejuang lainnya.
Tapi sang istri berkehendak agar suaminya dimakamkan tak jauh dari kediaman mereka di Binuang.
Akhirnya sesuai dengan keinginan pihak keluarga, Damahuri dikebumikan di seputaran Masjid Takwa Binuang. BA