Berwirausaha identik dengan anak muda. Banyak pihak mendorong kelompok ini agar segera merintis bisnis dibanding menjadi karyawan biasa.

Alasannya karena mereka masih giat belajar ilmu baru, bisa berpikir kreatif secara jernih dan memiliki stamina prima untuk bekerja keras.

Seluruh alasan ini biasanya dibarengi oleh cerita bahwa masa muda adalah waktunya menikmati kegagalan.

Ya, saat muda, kerugian tidak terlalu besar karena tidak ada tanggungan berarti.

Jadi, banyak motivator memberi narasi “nikmatilah kegagalan di usia muda karena itu akan terasa berbeda jika memulainya di usia tua”.

Muncul sosok orang muda yang sukses juga jadi bumbu lain. Sebut saja pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, yang sukses di usia 23 tahun.

Pada dasarnya, semua argumen-argumen tadi tidak salah. Namun, benarkah bisa sukses di usia muda? Tak mungkinkah merintis usaha dan sukses di usia senja?

Waktu Sukses Berbisnis

Pada 2022 lalu Forbes baru saja merilis studi yang menyebut bahwa peluang sukses pengusaha semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Artinya, semakin tua, semakin besar peluang untuk meraih kesuksesan.

Bahkan, Forbes menyebut usia lebih spesifik. Yakni 50 tahun, yang memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk membangun perusahaan hingga berkembang dan sukses IPO dibanding pengusaha berusia 20-an tahun.

Media bisnis asal AS itu beralasan bahwa seseorang dengan usia lebih tua memiliki pengalaman dan keterampilan yang lahir berkat tempaan waktu.

Seseorang yang tua biasanya memiliki pengalaman dan keterampilan mumpuni dibanding seseorang di usia muda.

Tentu, dua hal itu didapat berkat pengalaman kerja yang diperoleh sebelumnya.

Selama kerja biasanya orang mendapat pengetahuan luas, termasuk soal berbisnis.

Jadi, ketika memulai merintis bisnis, mereka sudah memahami alur kerja menjadi pebisnis, termasuk asam garamnya. Sehingga bisa lebih berhati-hati saat memulai langkah bisnis.

Lebih lanjut, situs Entrepreneur juga memaparkan bahwa dari pengalaman kerja itu pula, mereka memiliki jaringan pertemanan lebih luas dibanding yang lain. Jaringan inilah yang menjadi kunci untuk mengembangkan sayap bisnis supaya berkembang besar.

Lewat jaringan sosial, tak hanya ide bisnis yang berkembang namun juga sumber modal bisnis.

Kesimpulannya, seseorang berusia lanjut memang tidak memiliki semangat besar layaknya anak muda tetapi memiliki pengetahuan dan jaringan luas untuk mengembangkan bisnis.

Percaya tak percaya, ada banyak orang yang merintis bisnis di usia tua. Dari mulai Reed Hasting (pendiri Netflix, 37 tahun), Eric Yuan (pendiri Zoom, 41 tahun), Steve Jobs (pencipta Apple, 52 tahun), dan sebagainya.

Lalu, bagaimana caranya merintis bisnis di usia tua? Forbes punya tiga cara:

Pertama, seseorang pada dasarnya harus mengetahui latar belakangnya. Misalkan, X dulu bekerja di usaha retail terbesar di kotanya. Maka, supaya memudahkan langkah bisnisnya, X harus merintis pula usaha retail. Alasannya karena mereka sudah memahami proses kerja usaha retail.

Kedua, berbisnislah apabila Anda telah berhasil dalam pekerjaan sebelumnya. Janganlah rela keluar kerja begitu saja demi membangun bisnis.

Contohnya dialami oleh pendiri Zoom, Eric Yuan. Sebelum merintis aplikasi video itu, Eric awalnya kepala divisi di WebEx. Dengan jabatan mentereng itu, Eric melihat kelemahan pada WebEx. Alhasil, untuk mengisi kelemahan itu dia mendirikan Zoom dan sukses ketika pandemi Covid-19 melanda 2 tahun lalu.

Ketiga, yang terpenting, harus ada motivasi kuat dari dalam diri. Seseorang boleh saja punya banyak pengalaman dan keterampilan. Namun, untuk membangun bisnis harus ada motivasi dari dalam diri sendiri, supaya bisa benar-benar menciptakan usaha yang baik.

Dengan mengacu pada paparan di atas, maka berbisnis bisa menjadi opsi terbaik kegiatan yang dapat dilakukan di masa tua selain menghabiskan waktu bersama keluarga. CNBC