Warga Tionghoa Banjarmasin hari ini, Rabu (30/8/2923) serentak menggelar acara Sembahyang Perabutan.
Ritual persembahan memberikan makanan kepada para arwah leluhur di kalangan penganut agama tradisi ini dilaksanakan setiap penanggalan 15 bulan ke-7 kalender lunar.
Tiap kediaman, tempat ibadah atau klenteng akan menyiapkan buah-buahan dan kue-kue serta pelbagai aneka makanan lainnya.
Salah satunya adalah Lim Ho Tjiang, pemilik bengkel motor di kawasan Pasar Lama.
“Pagi tadi saya belanja buah pir dan apel, kue kukus dan bakpau,” ujarnya.
Aroma dupa berhembus dari ruang dalam bengkelnya.
Selain makanan ia juga membeli beberapa lembar “uang kertas” yang dipersiapkan akan dikirim pada upacara untuk arwah-arwah leluhur.
Tepat jam 11.46, Hok Tjiang keluar membawa tempat pembakaran ke samping bengkel. Di tangannya sudah memegang segepok uang kertas. Lembar demi lembar uang itu dilalap api.
“Sembahyang Perabutan ini terkenal di luar sebagai Ghost Festival (Festival Hantu Lapar),” jelas Ho Tjiang.
Arwah-arwah setahun sekali dikeluarkan dari “hukuman” untuk mendapat kesempatan bertemu dengan keluarganya yang hidup di dunia.
Keluarga menyambut kedatangan itu dengan memberi makan arwah agar tidak kelaparan.
“Tadi kami juga melaksanakan Sembahyang Perabutan di rumah,” ujar Ce Kok, warga Tionghoa yang berdomisili di Jalan Katamso. JL