Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.328 per dolar AS pada Jumat (8/9/2023).

Mata uang Garuda mandek dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.341 per dolar AS pada perdagangan sore ini.

Namun, mata uang di kawasan Asia dominan ditutup di zona hijau. Dolar Hong Kong naik 0,02 persen, ringgit Malaysia tumbuh 0,02 persen, dolar Singapura terangkat 0,12 persen, won Korea Selatan plus 0,16 persen, peso Filipina menguat 0,27 persen, rupee India melesat 0,29 persen, dan baht Thailand meroket 0,35 persen.

Di lain sisi, pelemahan dialami yen Jepang 0,07 persen dan yuan China 0,22 persen.

Sedangkan mata uang negara maju kompak perkasa. Poundsterling Inggris plus 0,19 persen, euro Eropa tumbuh 0,14 persen, franc Swiss menguat 0,19 persen, dolar Kanada merangsek 0,12 persen, dan dolar Australia melesat 0,29 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan ada sentimen ‘perang dingin’ AS dan China yang menerbangkan dolar AS. Teranyar, China melarang penggunaan iPhone di lembaga dan perusahaan pemerintah.

“Memburuknya retorika antara Washington dan Beijing, terutama setelah laporan menyatakan bahwa Tiongkok meminta pejabat pemerintah untuk berhenti menggunakan iPhone Apple. Ini mendorong dolar AS terus menguat,” katanya kepada CNNIndonesia.com.

Sementara itu, dari dalam negeri ada sentimen hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2023. Hasilnya diklaim mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

Source : CNN Indonesia