Sebuah kecelakaan terjadi di sisi jalan Perdagangan, Banjarmasin, Rabu (13/9/2023) pagi.
Seorang perempuan muda meringis di tepi kanan jalan. Terduduk menahan rasa sakit akibat terjatuh dari kendaraan, ia dikelilingi warga yang berusaha menolong. Tidak jelas penyebab kecelakaan apakah tabrakan sesama pemakai jalan. Atau kecelakaan tunggal.
Hari ini kebetulan Arba Mustamir. Istilah lain menyebut Rebu Wekasan. Masyarakat Banjar kaum tuha mengenalinya sebagai Rabu terakhir di bulan Safar dalam penanggalan kalender Hijriah.
“(Hari Arba Mustamir) musibah. Pokoknya di rumah aja. Tidak bepergian kemana-mana,” ujar Husin, 70 tahun, warga Perumnas Tanjung, Sungai Miai, Banjarmasin.
Pemaknaan Arba Mustamir memang meredup dan berubah. Warga banua yang hidup di masa kekinian tidak mengenal kepercayaan dan budaya Arba Mustamir.
“Hanya orang-orang “bahari” (hidup di zaman dulu) yang bisa bercerita,” ucap Izuddin, 55 tahun, warga Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala.
Arba Mustamir, ungkapnya, berkaitan erat dengan pemahaman masyarakat terhadap bulan Safar (bulan kedua Hijriah). Safar adalah bulan panasan. Bulan jeda. Banyak kegiatan ditunda sampai datangnya bulan berikutnya. Bulan Maulid (Rabiul Awal). “Kisah orang-orangtua bahari itu bulan orang membuang racun. Acara bekawinan (menggelar pesta perkawinan) pun dihindari dulu. Racun “hidup” (eksis sepanjang Safar) dan “mati” (kehilangan kesaktian) ketika datang Maulid, orang banyak membaca Shalawat,” katanya.
Di mata Mama Amai, 40 tahun, Arba Mustamir dulu diperingati sangat istimewa. “Orang melaksanakan ritual “batolak bala” (menolak bencana). Berjalan kaki keliling keluar masuk kampung sambil baca surah menyurah (ayat-ayat kitab suci Al-Quran),” kata warga Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar ini.
Ia mengungkapkan pengalaman seperti itu hanya bisa ditemukan ketika dirinya masih muda. “Kisah tolak bala Arba Mustamir (jalan-jalan sambil membacakan ayat suci) itu waktu ulun (saya) bujang (belum kawin). Sekarang sudah modern (tidak ada lagi),” pungkas pedagang mie habang di kawasan pasar Pal 7 itu. JL