Pengembang besar berencana menggarap proyek pembangunan hunian buat ASN di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Keduanya ialah PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) dan Konsorsium Nusantara.
Menurut Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian (PUPR) Herry Trisaputra Zuna rencana Konsorsium Nusantara untuk menggarap proyek di IKN masih dalam tahap evaluasi.
Konsorsium ini merupakan bentukan perusahaan Indonesia dan China yakni CCFG Corp dan PT Risjadson Brunsfield Nusantara.
“Kalau dibangun kan harus ada proses penetapan dulu. Ada penetapan sebagai pemrakarsa, baru nanti ada pelelangan. Sudah pelelangan baru dibangun,” terangnya, ditemui di Kantor di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023).
Sementara terkait rencana Summarecon, menurut Herry pengembang tersebut mengajukan harga yang terlampau mahal untuk konstruksi bangunannya. Hal inilah yang masih dalam proses pembahasan.
“SMRA nanti, harganya masih besar ya. Terlalu jauh harga konstruksinya. Ini lagi dibahas. SMRA mengajukan harga yang selisihnya terlalu besar,” ungkapnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Herry sempat menyampaikan, proyek kerja sama dengan SMRA masih dalam proses prakarsa dan finalisasi dokumen persetujuan. Setelah dokumen tersebut selesai, barulah akan dapat diputuskan proyek tersebut akan lanjut atau tidak lanjut alias go or no go.
“Oh itu sedang finalisasi, dokumen persetujuannya. Mudah-mudahan segera bisa kita rilis go, no go-nya (lanjut atau tidaknya),” kata Herry, saat ditemui di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2023).
Dalam rencana besarnya, disebut-sebut Summarecon akan membangun 6 Tower untuk rusun ASN-Hankam, sementara CCFG akan membangun 60 Tower rusun ASN-Hankam. Rusun tersebut juga nantinya akan full-furnished.
Pembangunan rusun ASN-Hankam yang dilakukan oleh dua konsorsium itu ditargetkan rampung pada akhir 2024.
Proyek tersebut digarap dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Di samping itu, pemerintah juga menyiapkan Rusun ASN IKN sebanyak 47 tower dengan sumber pembiayaan dari APBN alias kocek negara.
Source : detik