Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan target stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang harus dikelola Perum Bulog.
Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, perintah itu baru diberikan oleh Presiden, sebagai persiapan untuk menghadapi kondisi ke depan.
Di mana sebelumnya, pemerintah menargetkan stok beras Bulog di akhir tahun tersedia minimal di atas 1 juta ton.
“Stok Bulog akan selalu dijaga di atas 1 juta ton. Namun kemarin Bapak Presiden meminta penambahan stok sampai terus mendekati 3 juta ton,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/12/2023).
“Ini untuk memastikan bahwa dalam kondisi apapun, entah itu climate change, El Nino atau apapun, negara itu punya stok yang siap sedia digelontorkan ke masyarakat,” tambahnya.
Untuk itu, imbuh dia, pemerintah fokus untuk memastikan ketersediaan stok CBP ada dan mencukupi di seluruh penjuru Indonesia.
“Bapak Presiden memerintahkan saya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional untuk memastikan stok beras sampai ke Indonesia Timur, juga Indonesia Tengah, semua harus ada. Kemarin dari Indonesia Barat, Timur, dan Tengah lalu disini kita menyaksikan stok Bulog dalam kondisi yang cukup,” ujar Arief.
Menurut catatan Bapanas, per 5 Desember total stok beras yang ada di Bulog ada sebanyak 1,5 juta ton. Sementara Holding BUMN Pangan, ID Food tercatat memiliki 2.260 ton. Sedangkan Cadangan Beras Pemerintah Daerah Provinsi (CBPP) se-Indonesia tercatat ada 6.735 ton.
“Impor ini kita lakukan sangat terpaksa, karena kita ingin ekonominya bergeraknya ada di Indonesia, petaninya ada di Indonesia, penggiling padinya juga ada di Indonesia, jadi roda ekonominya ada di Indonesia. Setelah ini kita harus hand in hand untuk memperkuat CBP dan utamakan produksi tentunya dari dalam negeri,” tuturnya.
“Bapak Mentan (Menteri Pertanian) pernah sampaikan ke kita, tanam itu minimal harus 1 juta hektare sehingga dalam sebulan bisa dipanen lebih dari 2,5 juta ton, itu adalah untuk kebutuhan nasional. Kalau ini (areal tanam) bisa ditingkatkan menjadi 1,5 atau 2 juta hektare, kita akan bisa memenuhi kebutuhan beras kembali bersumber dari dalam negeri,” sebut Arief.
Source : CNBC Indonesia