Penutur bahasa Banjar mirip penutur bahasa Perancis. Penutur bahasa Banjar kebanyakan ekabahasawan yaitu hanya menguasai bahasa Banjar saja.

Sementara penutur bahasa lain di Pulau Kalimantan seperti Dayak, Bakumpai atau Baamang juga sekaligus menguasai bahasa Banjar.

Penduduk Kalimantan Selatan sekitar 90 persen penutur bahasa Banjar. Kebanyakan penutur bahasa Banjar merupakan ekabahasawan. Penutur bahasa Dayak Ngaju merupakan penutur bahasa tersebar luas di Provinsi Kalimantan Tengah dari beberapa bahasa yang ada di daerah tersebut.

Pemakaian bahasa Dayak Ngaju di daerah Kalimantan Tengah diperkirakan mencapai 50 persen dari jumlah penduduk. Bahasa Dayak Ngaju merupakan lingua franca bagi beberapa bahasa Dayak di Kalimantan Tengah.

Bahasa Banjar tersebar luas sebagai bahasa ketiga yang sangat dikenal mengikuti penyebaran orang Banjar yang hampir dapat dijumpai di seluruh pelosok Kalimantan Tengah sebagai pedagang ulet dan perantau yang tangguh. Merantau ini dikenal dalam masyarakat Banjar sebagai budaya madam.

Bahasa Banjar menjadi bahasa kedua hampir di semua ibukota kabupaten termasuk ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Bahasa Banjar dipakai sebagai bahasa berkomunikasi di pasar-pasar dan juga dalam pertemuan resmi.

Situasi ini menimbulkan ke-dwibahasaan bagi penutur bahasa Dayak. Sikap penutur bahasa Dayak berbeda dengan sikap penutur bahasa Banjar yang kebanyakan ekabahasawan yaitu hanya menguasai bahasa Banjar saja.

Dalam penutur bahasa Bakumpai dan bahasa Baamang (Sampit) terdapat penggunaan bahasa yang bersifat diglossia yaitu masyarakat penutur bahasa itu mengggunakan bahasa Banjar dan bahasa daerahnya dalam pilihan situasi tertentu. Bahasa Banjar digunakan dalam hubungan dagang di pasar-pasar dan bersifat resmi dan digunakan pula dalam komunikasi bahasa antar suku.

Sedangkan bahasa Bakumpai dan bahasa Baamang digunakan pada situasi yang bersifat kekeluargaan dan tradisional. Situasi diglossia itu terbentuk karena kemampuan penggunaan bahasa Banjar dan kedua bahasa itu dalam masyarakat penutur bahasa Bakumpai dan bahasa Baamang seimbang. Bahkan menurut pemantauan Dr Durdji Durasit, penutur bahasa Bakumpai lebih lancar berbahasa Banjar daripada berbahasa Bakumpai.

Kedudukan bahasa Banjar cukup istimewa dalam masyarakat penutur bahasa Dayak di Kalimantan Tengah dan menempatkan bahasa Banjar di kedua Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan menjadi sangat penting.

Begitu pula pemakaian bahasa Banjar di Provinsi Kalimantan Timur karena bahasa Banjar dikenal luas secara luas di Samarinda ibukota Provinsi Kalimantan Timur dan di beberapa kota lain seperti Balikpapan, Tenggarong dan sebagian penduduk Kabupaten Kutai. YB

Source : Integrasi Nasional Suatu Pendekatan Budaya Daerah Kalimantan Selatan. Penyunting Ramli Nawawi.