Kuda Gepang (Kuda Gipang) adalah tarian tradisional masyarakat Banjar yang terbilang mulai langka.

Beberapa pelaku seni yang masih memainkan tari ini terdapat di Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Ketika dapat kesempatan tampil, mereka turun “saparundutan kada urang lain.” Maksudnya, semua penari Kuda Gepang bukan orang lain, tapi berasal dari satu keluarga besar. Anggotanya dari usia balita hingga kakek-kakek.

Bagi mereka yang biasa menyaksikan Kuda Lumping, mungkin akan heran melihat gaya penari Kuda Gepang Banjar yang tidak menunggang kudanya, melainkan dikepit di ketiak. Kenapa demikian?

Menurut cerita, itu karena raja Banjar zaman dulu sakti-sakti. Alkisah, Lambung Mangkurat berlayar ke Jawa dengan kapal Prabayaksa untuk menemui Raja Majapahit. Di sana ia disambut oleh Gajah Mada dan kemudian diantar bertemu Raja Majapahit.

Penari cilik Kuda Gepang dari Sanggar Tari Tunas Muda, Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Seminggu di istana, Lambung Mangkurat berniat pamit pulang ke Negara Dipa. “Wayah parpisahan raja Majapahit mambari saikung kuda putih nang ganal lagi gagah, kuda nitu paling harat di karajaan Majapahit,” tulis budayawan Syamsiar Seman dalam bukunya Burung Karuang, Basa Banjar Gasan SD Kelas 3. Maksudnya, saat perpisahan raja Majapahit memberikan hadiah seekor kuda besar berwarna putih dan gagah, kuda terbaik di kerajaan Majapahit.

Tumenggung Tatah Jiwa, pengiring Lambung Mangkurat menyarankan agar sebelum dimasukkan ke kapal Prabayaksa, kuda pemberian raja Majapahit itu dicoba dulu ditunggang untuk mengetahui kehebatannya.

Tiga kali Lambung Mangkurat mencoba menunggang kuda itu, kuda itu selalu lumpuh. Akhirnya, Lambung Mangkurat mengeluarkan kesaktiannya, memejamkan matanya, lalu memeluk tubuh kuda itu. Badan Lambung Mangkurat bertambah besar, sementara tubuh kuda tampak mengecil.

Kuda itu dikacak Lambung Mangkurat, dikapit di katiak, tarus dibawa masuk kapal si Prabayaksa,” tulis Syamsiar lagi. Artinya, kuda itu dipegang Lambung Mangkurat, dikepit di ketiak, lalu dibawa naik ke kapal si Prabayaksa. Kapal Prabayaksa pun berlayar pulang ke Banjar Negara Dipa.

Sejak itu lah hingga kini kesenian tari Kuda Gepang kudanya dikepit di ketiak. YB