Dilaporkan sekitar 4.000 pasukan tentara Israel mengalami cacat permanen sejak awal serangan di Jalur Gaza pada Oktober 2023 lalu.
Menurut laporan media setempat, diperkirakan jumlahnya bisa meningkat menjadi 30.000.
“Negara ini bersiap menerima sejumlah besar tentara Israel yang cacat, dan setelah 100 hari perang, sekitar 4.000 tentara menderita cacat,” tulis situs berita Ibrani, Walla, dikutip dari Anadolu Ajansi, Minggu (14/1/2024).
Situs tersebut menganggap serangan Hamas pada 7 Oktober telah menyebabkan Israel terlibat dalam perang yang belum pernah dialami sebelumnya dalam hal jumlah tentara yang terluka dan cedera parah.
Perlu diketahui, serangan Israel yang tanpa henti di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 24.000 warga setempat.
Bombardir Gaza bahkan membuat warga Palestina di Gaza kehilangan akses terhadap makanan dan air bersih, begitu juga telekomunikasi yang terputus. Belum lagi bangunan dan tempat tinggal yang rata dengan tanah.
Kembali ke klaim soal tentara Israel, laporan Anadolu menambahkan bahwa tentara Israel tidak memberikan semua data tentang korban luka kepada publik, karena khawatir hal itu akan menurunkan moral masyarakat.
“Saat ini, sekitar 4.000 tentara (penyandang disabilitas) telah diakui menurut klasifikasi 3, artinya mereka berhak atas semua perlakuan dan hak yang dinikmati oleh penyandang disabilitas di tentara Israel tanpa diakui secara resmi dengan cara ini,” kata Walla.
Laporan tersebut mencatat bahwa gaji diberikan kepada tentara yang terluka dan perawatan mereka tanpa perlu membuktikan apa pun. Selain itu proses rehabilitasi akan segera dimulai untuk mengintegrasikan mereka kembali ke dalam kehidupan.
Situs tersebut mengutip Idan Kaliman, ketua Organisasi Penyandang Disabilitas Angkatan Pertahanan Israel, mengatakan: “Saya telah berada di organisasi tersebut selama 30 tahun, dan saya belum pernah bertemu dengan orang-orang yang terluka parah sebanyak ini. Ada banyak yang terluka dengan luka parah. Anggota tubuh yang diamputasi, kebutaan, atau kelumpuhan.”
Tentara Israel mengumumkan wajib militer 360.000 tentara cadangan dalam perang yang sedang berlangsung melawan Jalur Gaza sejak 7 Oktober, sementara operasi darat dimulai pada 27 Oktober.
Tentara Israel Kena Mental
Sebelumnya dilaporkan sebanyak 2.000 tentara Israel telah menerima bantuan psikologis sejak pecahnya perang pada 7 Oktober.
Dari total tersebut, sekitar 200 tentara menerima bantuan psikologis selama tiga minggu pertama serangan darat di Jalur Gaza pada 27 Oktober.
“Antara 75% hingga 80% dari 2.000 tentara ini, yang diklasifikasikan terluka dalam pertempuran, telah berhasil kembali ke unit mereka di lapangan,” kata Otoritas Penyiaran Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu Agency.
“Sebagai bagian dari perawatan psikologis yang ditentukan oleh otoritas medis tentara, disarankan untuk mengintegrasikan kembali tentara yang terkena dampak psikologis ke dalam aktivitas sesegera mungkin,” tambah penyiar tersebut.
Tentara Israel mendirikan dua pusat kesehatan mental di bagian selatan negara tersebut. Selain itu, hotline telah diluncurkan, menyediakan akses ke psikolog dan psikiater untuk mendapatkan dukungan.
Source : CNBC Indonesia