Permusuhan antara Israel dan Iran kian meruncing sejak perang Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dia melakukan segala upaya untuk “mencegah Iran memperoleh senjata nuklir” dan bahwa Israel sudah melakukan serangan langsung terhadap Republik Islam tersebut.

Menjawab pertanyaan seorang wartawan di Tel Aviv tentang mengapa Israel melakukan serangan terhadap proksi Iran daripada menyerang Iran secara langsung.

“Siapa kami bilang tidak menyerang Iran? Kami yang menyerang,” tegasnya, dikutip dari Russia Today, Jumat (19/1/2023).

Israel mengeklaim Iran berencana merencanakan serangan 7 Oktober, ketika hampir 1.200 warga Israel tewas dan banyak orang disandera dalam serangan mendadak Hamas di dekat Gaza.

Israel membalas dengan membombardir daerah Gaza dengan senjata dan serangan udara, sejauh ini menyebabkan lebih dari 24,000 orang tewas, menurut pejabat kesehatan setempat.

Israel sebelumnya secara terbuka menuduh Iran membantu Hamas dengan uang, pelatihan dan senjata, pengetahuan teknologi, serta intelijen.

“Iran mendukung hal ini. Kami sedang berkonflik dengan Iran. Bayangkan apa yang bisa dilakukan Iran terhadap kami, untuk menghancurkan kami,” kata Netanyahu.

Israel hanya akan menyetujui perjanjian yang akan memberikan mereka kendali keamanan atas seluruh Gaza, tambah Netanyahu.

Netanyahu menambahkan bahwa “Iran adalah kepala gurita dan Anda melihat tentakelnya di mana-mana mulai dari Houthi, Hizbullah, hingga Hamas.”

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan tuduhan tersebut “didasarkan pada alasan politik.”

Iran secara luas dipandang oleh Israel dan AS sebagai kekuatan destabilisasi utama di Timur Tengah, dan diduga menyumbangkan senjata, keahlian militer, dan pelatihan kepada Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok Houthi di Yaman.

AS sebelumnya menuduh Iran “sangat terlibat” dalam serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah, mengeklaim bahwa Iran telah memberikan drone, rudal, dan intelijen kepada pemberontak.

Teheran membantah tuduhan tersebut, dan bersikeras bahwa “kelompok perlawanan” bertindak secara independen dan “tidak menerima perintah dari Teheran untuk menghadapi kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh Israel.”

Israel jarang secara terbuka mengakui menyerang Iran secara langsung, namun Republik Islam telah lama menjadi sasaran Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama beberapa masa jabatannya.

Pada Desember, mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengungkapkan bahwa Israel telah menyerang pangkalan kendaraan udara tak berawak di Iran dan membunuh seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam.

Bennett, yang menjabat perdana menteri Israel dari Juni 2021 hingga Juni 2022 menyampaikan pengakuan tersebut dalam sebuah opini yang diterbitkan di The Wall Street Journal.

Source : CNBC Indonesia