Ketua Gerakan Nurani Bangsa (GNB) Sinta Nuriyah A Wahid menyatakan untuk menciptakan Pemilu 2024 yang jujur, adil, damai, dan bermartabat membutuhkan fondasi kesadaran etika dan kemurnian hati nurani dari segenap penyelenggara negara dan masyarakat Indonesia.

“Etika dan hati nurani harus dikedepankan di atas segalanya,” kata dia dalam konferensi pers bertema “Gerakan Nurani Bangsa Pemilu 2024” di Jakarta, Sabtu (10/2/2024).

Oleh karena itu, istri Presiden Ke-4 RI ini, menyatakan GNB meminta semua pihak terkait mulai dari peserta, penyelenggara, pengawas, maupun masyarakat yang menjadi pemilih hingga lembaga negara berkomitmen untuk menjaga etika politik dan tidak menyalahi ketentuan peraturan dalam pesta demokrasi ini.

Pihaknya menilai komitmen tersebut penting untuk meredam atau mencegah gejolak kepercayaan publik atas independensi penyelenggaraan Pemilu 2024, menyusul adanya seruan dari kalangan akademisi dan guru besar di Tanah Air yang menyoroti masalah etika kontestasi politik.

“Legitimasi kuat hasil pemilu bersumber dari kepercayaan publik juga, bukan hanya berasal dari asas legalitas semata,” kata dia.

GNB merupakan wadah perkumpulan kalangan akademisi, guru besar, tokoh keagamaan dan budayawan yang berkonsentrasi untuk menciptakan Pemilu 2024 jujur, adil, damai, dan bermartabat dengan mengedepankan etika dan hati nurani kenegarawanan.

GBN beranggotakan Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof Quraish Shihab, KH A Mustofa Bisri, Kardinal Ignatius Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, AA Yewangoe, Omi Komaria Nurcholish Madjid, Karlina Supelli, Makarim Wibisono.

Selain itu, Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid, Slamet Rahardjo, Komaruddin Hidayat, Amin Abdullah, Erry Riyana Hardjapamekas, Frans Magnis Suseno, Ery Seda, Jacky Manuputty, Laode M Syarief, Setyo Wibowo, dan Lukman Hakim Saifuddin.

Source : Antara