Situasi di New Delhi, ibu kota India memanas. Pada Selasa (13/2/2024), pasukan keamanan India menembakkan gas air mata untuk menghentikan demonstrasi ribuan petani yang menuntut harga minimum tanaman.
Stasiun penyiaran lokal menunjukkan awan tebal gas air mata ditembakkan untuk membubarkan pengunjuk rasa di dekat Ambala, sekitar 200 kilometer (125 mil) utara ibu kota.
Polisi telah memasang blokade yang menakutkan berupa paku logam, semen, dan barikade baja di jalan raya dari tiga negara bagian sekitar menuju ibu kota.
“Jumlah maksimum telah dikerahkan,” kata Ranjay Atrishya, asisten komisaris Kepolisian Delhi, seperti dikutip AFP.
Demonstrasi para petani terjadi setelah pembicaraan dengan pemerintah gagal.
“Kami mencoba yang terbaik untuk menyelesaikan masalah kami melalui diskusi dengan pemerintah, namun mereka bersikeras menindas kami,” kata Sarwan Singh Pandher, pejabat tinggi serikat petani dari Punjab.
Para petani menuntut undang-undang untuk menetapkan harga minimum untuk tanaman mereka, selain sejumlah konsesi lain termasuk penghapusan pinjaman.
“Pemerintah harus mendengarkan para petani daripada menggunakan gas air mata dan senjata untuk melawan mereka,” kata Randeep Surjewala, anggota parlemen oposisi di Kongres dari Haryana, tempat sebagian besar petani yang melakukan protes berasal.
Para petani menyerukan “Delhi Chalo” atau “Pawai ke Delhi” yang menggemakan protes pada Januari 2021, di mana para petani menerobos barikade dan berbaris memasuki kota pada Hari Republik.
Protes para petani terhadap rancangan undang-undang reformasi pertanian pada November 2020 berlangsung selama lebih dari satu tahun, yang merupakan tantangan terbesar bagi pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sejak ia berkuasa pada tahun 2014.
Puluhan ribu petani kemudian mendirikan kamp darurat, dan sedikitnya 700 orang tewas dalam protes tersebut.
Pada November 2021, setahun setelah protes dimulai, Modi mendorong melalui parlemen pencabutan tiga undang-undang kontroversial yang diklaim oleh petani akan membiarkan perusahaan swasta mengendalikan sektor pertanian negara tersebut.
Ribuan petani India meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya karena kemiskinan, hutang dan hasil panen yang dipengaruhi oleh pola cuaca yang semakin tidak menentu akibat perubahan iklim.
Menurut data pemerintah, dua pertiga dari 1,4 miliar penduduk India bermatapencarian dari pertanian, yang menyumbang hampir seperlima PDB negara itu.
Source : CNBC Indonesia