Bintang pop Amerika Taylor Swift akan menggelar konser selama enam hari di National Stadium di Singapura pada awal Maret mendatang.
Konser tersebut kemungkinan besar akan menghasilkan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Singapura.
Hal ini terlihat dari kunjungan penggemar dari berbagai negara ke Singapura. Seperti diketahui, Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang didatangi penyanyi asal Amerika Serikat itu dalam tur dunianya kali ini. Dan banyak penggemar dari luar negeri yang bakal datang ke Singapura demi konser tersebut.
Mengutip Channel New Asia (CNA), sejumlah hotel dan maskapai penerbangan mengatakan bahwa ada kenaikan permintaan sekitar 30% untuk tiket pesawat dan akomodasi sekitar tanggal konser Swift.
Singapura diperkirakan cuan Rp 12 triliun
Menurut seorang pakar, konser Swift di Singapura dapat menghasilkan pendapatan rata-rata dan mungkin melampaui perkiraan nilai ekonomi A$1,2 miliar (Rp 12 triliun) selama konsernya di Melbourne.
Di benua Asia, Taylor Swift hanya mampir ke Jepang dan Singapura. Adapun konsernya di Singapura akan digelar mulai 2 Maret 2024.
Lebih dari 300.000 tiket telah terjual, dan sejumlah besar penggemar datang dari negara lain.
Awal pekan ini, Badan Pariwisata Singapura (STB) mengakui bahwa pihaknya memberikan dana ‘subsidi’ untuk membantu membawa The Eras Tour ke negara itu bulan depan. Dana ini sukses menjadikan Singapura satu-satunya lokasi konser Taylor Swift di Asia Tenggara.
“Hal ini kemungkinan besar akan menghasilkan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Singapura, terutama bagi kegiatan pariwisata seperti perhotelan, ritel, perjalanan, dan kuliner, seperti yang terjadi di kota-kota lain di mana Taylor Swift pernah tampil,” kata dewan pariwisata dan Kementerian Masyarakat. , Kebudayaan dan Pemuda (MCCY) dalam pernyataan yang dikutip CNA, Jumat (23/2/2024).
Subsidi yang diberikan Singapura untuk Taylor Swift pertama kali diungkap oleh Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, yang mengatakan bahwa sang bintang pop menandatangani perjanjian khusus dengan promotor Singapura, AEG Presents Asia untuk tidak menggelar konser “Taylor Swift The Eras Tour 2024” Asia Tenggara di luar Singapura. Bahkan, Pemerintah Singapura rela merogoh kocek miliaran rupiah demi mencapai kesepakatan tersebut.
Menurut Srettha, Pemerintah Singapura menawarkan US$2 juta hingga US$3 juta atau sekitar Rp31,24 miliar hingga Rp46,86 miliar (Rp15.620/US$) untuk membayar setiap konser Taylor Swift di Singapura.
Eksklusivitas konser bukan hal baru
Pemberian hibah atau subsidi untuk mendatangkan artis bukanlah hal baru, kata Christopher Khoo, direktur pelaksana konsultan pariwisata MasterConsult Services.
Hibah tersebut diberikan untuk mendorong pengembangan pariwisata ke arah tertentu, kata Khoo.
Kevin Wee, dosen senior di Fakultas Manajemen Bisnis Politeknik Nanyang, mengatakan bahwa eksklusivitas sangat penting dari sudut pandang branding karena hal ini membantu mengukuhkan Singapura sebagai ibu kota acara yang sebenarnya di kawasan ini.
“Menyelenggarakan acara eksklusif menawarkan peluang branding yang sangat berharga dan dampaknya dapat bertahan lama setelah konser selesai, sehingga secara signifikan meningkatkan citra Singapura sebagai destinasi yang dinamis dan kaya akan budaya,” katanya.
“Namun, penting untuk dicatat bahwa kami tidak memiliki informasi konkrit mengenai klaim mengenai klausul eksklusivitas apa pun untuk konser Taylor Swift.”
Source : CNBC Indonesia