Kurma jadi salah satu makanan berbuka yang kerap dikonsumsi umat muslim untuk membatalkan puasa.
Bahkan, makan kurma saat puasa juga disebut sebagai salah satu sunah Nabi Muhammad SAW yang tentu bisa mendulang banyak pahala jika dikerjakan.
Tapi, kurma disebut-sebut sebagai makanan yang mengandung oksalat dan kalium yang cukup tinggi. Dua zat yang disebut-sebut cukup berbahaya untuk pasien gagal ginjal.
Lantas apakah pasien gagal ginjal memang tidak boleh mengonsumsi kurma, apalagi saat berpuasa?
Dokter spesialis gizi klinik Siloam Kebon Jeruk, Marya Haryono, Jakarta mengatakan kurma sama seperti pisang yang tinggi oksalat tapi juga tinggi kalium. Kalium diyakini sebagai salah satu zat yang sulit diproses ginjal yang sudah rusak.
“Kurma ini adalah buah kering yang kandungan kaliumnya cukup tinggi ya, makanya harus hati-hati. Jadi bukan cuma pisang atau alpukat yang bahaya untuk pasien gagal ginjal, kurma juga sama,” kata Marya dalam acara Ginjal Sehat untuk Semua yang digelar Kalbe Farma di Hotel Cordela, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024).
Meski begitu, bukan berarti pasien gagal ginjal tidak boleh mengonsumsi kurma. Kata Marya konsumsi kurma boleh saja asal sesuai dengan anjuran dokter.
Apalagi jika pasien tersebut merupakan pasien gagal ginjal stadium 1-3, biasanya makanan tinggi kalium bukanlah makanan yang dibatasi untuk dikonsumsi.
“Yang perlu membatasi makan kurma itu ya pasien yang sudah masuk stadium 4-5, itu benar-benar harus sesuai pemantauan dokter,” katanya.
Kendalikan Porsinya
Kesimpulannya kata Marya, pasien gagal ginjal masih boleh mengonsumsi kurma, terutama saat berbuka puasa. Tapi konsumsi kurmanya harus dibatasi, tidak boleh setiap hari atau terlalu banyak.
“Pokoknya kalau mau makan harus konsultasi dulu, jadi bukan dilarang hanya dibatasi dan harus sesuai dengan anjuran dokter,” katanya
Source: CNN Indonesia