Centenarian adalah sebutan untuk orang yang hidup hingga mencapai usia 100 tahun atau lebih. Orang-orang ini sering disebut sebagai kelompok umur panjang.
PBB memperkirakan jumlah centenarian di seluruh dunia ada 573.000 pada 2021.
Sejak bertahun-tahun lalu, para ahli telah melakukan penelitian untuk mencari tahu rahasia umur panjang para centenarian.
Salah satu hasil penelitian paling terkenal dilakukan oleh Dan Buettner, peneliti spesialisasi panjang umur.
Dia telah melakukan studi di Blue Zone alias Zona Biru, tempat di mana penduduknya banyak yang berusia 100 tahun atau lebih.
Setelah melakukan wawancara dengan 263 orang berusia 100 tahun atau lebih, ada sembilan rahasia kebahagiaan yang dijadikan sebagai ‘jurus’ umur panjang. Apa saja? Berikut ulasannya.
1. Punya Tujuan Hidup
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mengetahui tujuan hidup dapat menambah usia hingga tujuh tahun.
Masyarakat Jepang terkenal memegang konsep “ikigai” atau “tujuan hidup”, sementara itu masyarakat Nicoyan di Kosta Rika memegang konsep “plan de vida” yang filosofinya hampir sama seperti ikigai.
Menurut Buettner, salah satu rahasia panjang umur masyarakat Zona Biru adalah memiliki tujuan lain dalam hidup selain pekerjaan.
2. Hobi berkebun
Rahasia hidup panjang umur ala masyarakat Zona Biru lainnya adalah tidak memaksakan diri untuk berolahraga berat, lari maraton, hingga mengikuti gym. Sebagai gantinya, mereka memilih untuk tinggal di lingkungan yang membuat banyak bergerak.
“Mereka cenderung berkebun dan mengerjakan sendiri pekerjaan rumah dan halaman. Selain itu, mereka juga selalu mengawali perjalanan ke tempat kerja, rumah teman, atau tempat ibadah dengan perasaan bahagia,” tulis laporan Buettner.
3. Punya Rutinitas Penghilang Stress
Masyarakat Zona biru memiliki rutinitas untuk mengurangi stres, yakni beribadah dan beristirahat. Biasanya, masyarakat Okinawa menyempatkan diri untuk berdoa dan mengingat nenek moyang.
Sementara itu, penganut Advent memilih untuk berdoa ketika stres, masyarakat Ikaria menyempatkan tidur siang, dan orang Sardinia melakukan aktivitas yang dinilai bisa membuat bahagia.
4. Makan Hanya Sampai 80% Kenyang
Buettner mengatakan, masyarakat Jepang menerapkan disiplin berhenti makan ketika perut sudah merasa kenyang sekitar 80 persen. Sementara itu, masyarakat di wilayah Zona Biru lainnya cenderung makan camilan di sore atau menjelang malam.
5. Mengonsumsi Kacang-kacangan
Umumnya, masyarakat di wilayah Zona Biru cenderung memperbanyak porsi bahan pangan nabati dalam menu makanan, terutama kacang-kacangan, seperti kacang fava, kacang hitam, kacang kedelai, hingga lentil.
“Mereka rata-rata hanya mengonsumsi daging lima kali sebulan, itupun hanya 300 hingga 400 gram per porsi,” ungkap Buettner.
6. Minum Wine
Salah satu rahasia panjang umur masyarakat Zona Biru adalah mengonsumsi alkohol berupa wine dengan takaran sedang dan teratur, yakni satu hingga dua gelas sehari.
Menurut tulisan Buettner, para penggembala Sardinia kuno cenderung mengonsumsi susu kambing dan keju domba, roti pipih (flatbread), roti sourdough, barley, adas, kacang fava, kacang polong, tomat, almond, teh milk thistle, dan minuman dari anggur Grenache.
7. Rutin Menghadiri Acara Keagamaan
Buettner mengungkapkan, 258 dari 263 orang yang berusia 100 tahun bergabung dengan komunitas keagamaan.
Berkaitan dengan hal ini, penelitian menunjukkan bahwa rutin menghadiri acara keagamaan setidaknya empat kali sebulan dapat menambah angka harapan hidup empat hingga 14 tahun.
8. Memprioritaskan Orang Tersayang
Sebagian besar orang berusia 100 tahun di Zona Biru selalu memprioritaskan orang-orang tersayang, seperti orang tua, lansia dari lingkungan sekitar, hingga anak-anak mereka.
Menurut penelitian, berkomitmen dengan pasangan hidup dapat meningkatkan angka harapan hidup hingga tiga tahun. Sementara itu, memberikan kasih sayang dan meluangkan waktu untuk anak-anak juga mampu membuat mereka mau menjadi pengasuh dengan sukarela ketika sudah dewasa.
9. Jauhi Lingkungan yang Toksik
Saat ini, memilih lingkaran pertemanan atau circle menjadi perhatian khusus bagi sebagian besar orang. Sebab, memiliki circle yang tidak sesuai dengan kepribadian justru dapat memicu stres dan tidak bahagia.
Menurut penelitian, jaringan sosial dapat mempengaruhi perilaku dan kesehatan seseorang. Terlebih, kebiasaan merokok, obesitas, kebahagiaan, dan kesepian dari suatu kelompok dapat “menular” satu sama lain. Maka dari itu, memilih circle yang baik penting dilakukan agar dapat berumur panjang.
Buettner mengatakan, orang Okinawa membentuk “moai” atau kelompok yang berisi lima orang dan saling berkomitmen satu sama lain seumur hidup.
Source : CNBC Indonesia