Emiten peritel pakaian Matahari Department Store (LPPF) dikabarkan akan melakukan penutupan di beberapa tokonya di wilayah Tangerang, Banten.
Informasi tutupnya Matahari sudah lebih dahulu beredar di media sosial sebelumnya dan dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo.
Mengutip laporan terbaru, hingga akhir Maret 2024 LPPF mengelola 155 gerai pusat perbelanjaan Matahari. Angka tersebut berkurang dari semula 160 gerai pada Maret 2020 atau tepat 4 tahun lalu.
Bahkan jika ditarik sedikit ke belakang, penurunan jumlah gerai Matahari milik LPPF lebih besar lagi, di mana jumlah gerainya mencapai 169 pada akhir 2019.
Sejalan dengan pengurangan jumlah gerai, karyawan perusahaan juga ikut terpangkas signifikan atau nyaris berkurang 5.000 dalam 4 tahun terakhir.
Hingga akhir kuartal I-2024 jumlah karyawan LPPF tercatat sebanyak 9.165 atau berkurang 4.893 orang dari semula mencapai 14.058 pekerja pada akhir Maret 2020 atau bertepatan dengan merebaknya wabah pandemi global covid-19.
Penurunan jumlah gerai dan karyawan LPPF sendiri juga sejalan dengan maraknya digitalisasi di industri ritel dengan pangsa dari kanal online perlahan ikut bertambah. Selain itu, digitalisasi tersebut juga ikut dipercepat oleh pandemi.
Imbas pandemi, LPPF terpaksa membukukan rugi lima kuartal beruntun sejak Q1 2020 (Maret) hingga Q1 2021. Pada kuartal kedua 2021 perusahaan akhirnya kembali mampu mencatatkan laba ditopang oleh belanja selama libur idul adha. Lalu pada kuartal selanjutnya (Q3 2021) perusahaan kembali mencatatkan rugi.
Mengutip data Refinitiv, kinerja perusahaan setelah itu mulai mengalami perbaikan signifikan, di mana LPPF nyaris selalu mencatat laba tiap kuartal sejak Q4 2021, kecuali pada Q3 2023.
LPPF memang diketahui memiliki kinerja siklikal, dimana kinerjanya kuartalan terbaik dibukukan selama musim lebaran dan libur natal tahun baru. Dalam beberapa tahun terakhir, Q1 dan Q3 menjadi kuartal dengan kinerja terlemah bagi emiten peritel pakaian tersebut.
Secara tahunan kinerja penjualan perusahaan tercatat naik setiap tahun sejak anjlok 53% pada tahun pandemi 2020. Namun pendapatan tersebut masih belum pulih total, dengan pendapatan tahun 2023 senilai Rp 6,54 triliun atau masih 36% lebih rendah dari capaian tahun 2019 senilai Rp 10,28 triliun yang merupakan catatan terbaik perusahaan sejak didirikan.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo menjelaskan gerai yang tutup saat ini juga melakukan pesta diskon sebagai langkah cuci gudang untuk stok dagangan yang tersisa.
“Betul, memang dia tutup dan adakan diskon. Memang namanya tutup toko itu kan stock clearance itu biasa ya,” ketika Budiharjo ketika dihubungi CNBC Indonesia, Senin (1/7/2024).
Selain di kawasan Tangerang, Budihardjo mengatakan ada kemungkinan juga penutupan Matahari terjadi di beberapa kota lain. Dia menyebut ada pergantian manajemen di kubu Matahari yang membuat adanya strategi bisnis baru.
“Memang nggak menutup kemungkinan di luar kota juga ada. Karena manajemen itu baru ganti. Mungkin ada perubahan rencana kerja,” tegas Budihardjo.
Informasi soal penutupan gerai Matahari mulai ramai setelah beredar di media sosial. Salah satunya dari akun Instagram @abouttng, disebut ada dua gerai Matahari yang mau tutup yaitu di WTC Serpong dan Mal Balekota Tangerang.
Akun itu juga menyebutkan ada diskon besar-besaran di Matahari. Disebut penutupan toko dilakukan pada tanggal 30 Juni 2024 atau tepatnya kemarin.
Perusahaan diketahui mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal pertama tahun ini. Hingga Maret 2024, pendapatan LPPF tercatat naik 37% menjadi Rp 1,97 triliun. Laba bersih perusahaan juga terdongkrak naik 222% menjadi Rp 325, 97 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Source : CNBC Indonesia