Melinda French Gates yang merupakan mantan istri miliarder Bill Gates blak-blakan memberikan pesan menohok kepada para miliarder ‘baru’. Salah satunya, ia mengomentari soal Elon Musk.
Melinda mengatakan para orang kaya baru (OKB) tidak menggunakan kekuasaan mereka untuk membuat perubahan. Hal itu ia sampaikan dalam wawancara dengan The New York Times.
Ia ditanya soal pendekatan filontropi para miliarder baru seperti CEO Tesla Elon Musk, pendiri Twitter Jack Dorsey, manajer dana lindung nilai Bill Ackman, dan pendiri PayPal Peter Thiel.
Melinda menjawab singkat, “yah, orang-orang yang baru saja Anda sebutkan belum terlalu dermawan”.
“Mereka menggunakan ‘suara dengan keras’, tetapi saya tidak akan menyebut mereka dermawan,” Melinda menjelaskan.
Sebelumnya, Musk mengkritik keputusan Melinda dalam mendukung Presiden Joe Biden dalam pemilihan umum 2024. Kritik itu disampaikan pada Januari lalu, sebelum Biden menyatakan mundur dan digantikan Kamala Harris untuk berkontestasi dalam pemilu melawan Donald Trump.
Musk mengatakan keputusan Melinda kala itu menghancurkan peradaban barat. Kepada The New York Times, Melinda mengatakan kritik Musk terhadap aktivisme politiknya “konyol.”
Melinda lalu mendukung Harris, yang kini maju sebagai kandidat dari Demokrat. Dalam dukungannya terhadap Harris, Melinda menekankan perlunya seorang pemimpin yang akan mengadvokasi hak aborsi.
Ketika diminta menjelaskan lebih lanjut soal Musk, Melinda menilai CEO teknologi kerap memberi nasihat tentang hal-hal yang bukan keahlian mereka.
Melinda mengatakan yakin para CEO teknologi memiliki skill mumpuni untuk mengelola perusahaan mereka. Namun, para CEO kerap berkoar-koar tentang hal lain tanpa benar-benar memahaminya.
Bulan Mei lalu, Melinda mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai wakil ketua Yayasan Gates yang didirikan bersama mantan suaminya Bill Gates.
Dalam pengumuman saat ia mengundurkan diri, Melinda mengatakan akan tetap berkomitmen pada orang-orang dan organisasi yang bekerja atas nama perempuan dan keluarga di seluruh dunia, termasuk hak reproduksi di AS.
Source : CNBC Indonesia