Bukti profesi driver online akan “punah” muncul di Amerika Serikat dan China. Di dua negara tersebut, perusahaan aplikasi sudah memiliki pengganti sopir taksi online dan ojek online.
Salah satu jaringan restoran fast food terbesar di AS, Shake Shack, mulai mengantarkan pesanan makanan menggunakan robot.
Shake Shack bermitra dengan Serve Robotics sebagai pembuat robot pengantar makanan dan minuman.
Robot tersebut akan digunakan untuk mengantar makanan dan minuman yang dipesan lewat Uber Eats, layanan pesan antar makanan milik Uber yang serupa dengan GoFood dan GrabFood di Indonesia.
Robot pengantar yang akan menggantikan peran driver online tersebut tersedia di beberapa restoran di wilayah kota Los Angeles, negara bagian California.
Uber sebetulnya telah menawarkan penggunaan robot buatan Serve di area Los Angeles sejak 2022. Namun, kemitraan Serve dengan Shake Shack disebut bisa membantu startup teknologi tersebut untuk mencapai target penggunaan 2.000 robot pengantar makanan pada 2025, dalam waktu lebih cepat.
Robot buatan Serve dirancang untuk mengantarkan makanan dalam melalui trotoar dan bisa melalui rintangan, termasuk menyeberang jalan, memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Serve bermitra dengan Nvidia, raksasa produsen chip AI, dalam desain dan produksi robot mereka.
Teknologi robot pengganti driver online adalah salah satu jalan keluar yang dilirik oleh restoran dan peritel untuk memangkas biasa pengantaran produk mereka langsung ke konsumen. Fitur otomatisasi lain yang terus diuji coba adalah drone dan mobil otonom.
Selain Serve, Uber memiliki kerja sama dengan Google untuk menggunakan mobil otonom Waymo.
Serve Robotics juga memiliki kemitraan dengan jaringan toserba 7-Eleven. Menurut Reuters, Serve melaporkan kenaikan pendapatan tujuh kali lipat pada kuartal II/2024.
Pengganti sopir taksi online
Hal yang sama juga terjadi di China. Profesi driver online akan segera tergantikan oleh otomatisasi.
Laporan Reuters menyebut saat ini ada 19 kota di China yang sudah mengimplementasikan pengujian robotaxi dan robobus.
Beberapa perusahaan yang memimpin teknologi ini adalah Apollo Go, Pony.ai, WeRide, AutoX, dan SAIC Motor.
Penumpang memindai kode QR untuk menumpang taksi robot Baidu
Apollo Go mengatakan berencana untuk mengoperasikan 1.000 robotaxi di Wuhan mulai akhir tahun ini. Perusahaan juga ingin berekspansi di 100 kota pada 2030 mendatang.
Pony.ai yang dibekingi Toyota Motor dari Jepang mengoperasikan 300 robotaxi. Perusahaan berencana mengoperasikan 1.000 robotaxi pada 2026 mendatang.
Sementara Vice President Pony.ai mengatakan, robotaxi membutuhkan waktu 5 tahun untuk mendulang profit yang berkelanjutan. Pada poin itu, perusahaan akan berekspansi secara besar-besaran.
WeRide diketahui sebagai perusahaan taksi otomatis, bus, dan penyapu jalan. AutoX yang dibekingi Alibaba Group sudah beroperasi di Beijing dan Shanghai. Sementarai SAIC telah mengoperasikan robotaxi sejak akhir 2021 lalu.
“Kami melihat adanya percepatan di China. Kini percepatan itu digenjot dengan penerbitan izin,” kata Managing Director Boston Consulting Group, Augustin Wegscheider.
“AS bersikap lebih bertahap untuk penerapan taksi otomatis,” kata dia.
Source : CNBC Indonesia