Bagi banyak orang, minum kopi setiap hari penting untuk menambah semangat dan energi.

Faktanya, kopi tidak hanya meningkatkan energi Anda.

Beberapa cangkir kopi setiap hari juga dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan depresi, mendukung manajemen berat badan, dan membantu Anda hidup lebih lama.

Meski demikian, tidak semua orang cocok minum kopi.

Berikut adalah daftar 12 kelompok yang disarankan untuk menghindari kopi.

1. Pengidap GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung mengalir naik ke kerongkongan (refluks asam) sehingga menyebabkan sensasi perih dan terbakar pada tulang dada (heartburn).

Heikkinen mengatakan, kafein dapat melonggarkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara esofagus dan lambung. Hal ini dapat menyebabkan isi asam lambung masuk ke kerongkongan sehingga menimbulkan gejala GERD yang tidak nyaman.

2. Penderita Glaukoma

Glaukoma adalah kondisi mata yang merusak saraf optik sehingga proses pengiriman informasi visual dari mata dan otak terganggu. Planells mengatakan bahwa penderita gangguan mata itu disarankan untuk membatasi atau menghindari asupan kopi.

“Tekanan intraokular meningkat pada penderita glaukoma saat mengonsumsi kopi. Jadi, disarankan untuk membatasi atau menghindari asupan kopi,” jelas Planells.
“Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian terkait hal ini,” imbuhnya.

Menurut penelitian yang dilakukan Mount Sinai, mengonsumsi kafein dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko glaukoma pada mereka yang memiliki risiko peningkatan tekanan mata.

3. Pengidap Penyakit Jantung

Kandungan kafein pada kopi disebut dapat menyebabkan peningkatan sementara tekanan darah dan detak jantung. Maka dari itu, ahli diet sekaligus konsultan nutrisi Lose It!, Kelli McGrane meminta para penderita penyakit jantung untuk berkonsultasi dengan dokter terkait jumlah kopi yang dapat dikonsumsi.

“Penting bagi siapapun yang memiliki penyakit jantung untuk berkonsultasi dengan dokter tentang apakah atau berapa banyak kopi yang aman untuk dikonsumsi,” ujar McGrane.

Sementara itu, studi yang dipublikasikan American Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa ada potensi lonjakan tekanan darah dalam jangka pendek saat minum kafein.

Namun, tidak ada bukti konkret terkait efek jangka panjang terhadap tekanan darah atau kesehatan jantung.

4. Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar

Ahli diet gizi sekaligus mantan presiden Washington State Academy of Nutrition, Angel Planells menganjurkan para penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) untuk membatasi atau bahkan menghindari minuman berkafein.

Sebab, kafein memiliki efek samping berupa gejala utama IBS, seperti peningkatan frekuensi buang air besar (BAB) dan diare.

“Kafein dapat meningkatkan frekuensi BAB, termasuk meningkatkan potensi diare, gejala utama IBS,” ungkap Planells.

5. Ibu Hamil

Heikkinen mengungkapkan bahwa American College of Obstetrics and Gynecology merekomendasikan ibu hamil untuk membatasi kafein hingga 200 mL atau sekitar dua cangkir kopi setiap hari untuk meminimalisir risiko kehamilan, seperti keguguran, kelaian prematur, dan berat badan lahir rendah.

Namun, studi pada 2020 yang diterbitkan British Journal of Medicine menyimpulkan bahwa tidak ada tingkat asupan kafein yang aman selama kehamilan. Meskipun demikian, ibu hamil tetap harus berkonsultasi dengan dokter terkait asupan kopi.

6. Ibu Menyusui

Planells mengatakan bahwa kafein bersifat stimulan dan diuretik yang dikhawatirkan meningkatkan risiko dehidrasi bagi ibu hamil. Berkaitan dengan hal tersebut, The American Pregnancy Association menyarankan para ibu menyusui untuk menghindari jumlah konsumsi kopi sebanyak mungkin selama masa kehamilan dan menyusui.

7. Orang dengan Gangguan Tidur

Menurut Heikkinen, kebiasaan minum kopi dapat meningkatkan siklus kurang tidur dan kelelahan seseorang. Bahkan, mengonsumsi kopi pada sore hari juga dinilai dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang.

Sleep Foundation merekomendasikan setiap individu untuk menghindari kafein setidaknya enam jam sebelum tidur.

Berdasarkan penelitian terhadap 400 mL kafein, sebuah studi yang dipublikasikan Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa kafein yang dikonsumsi enam jam sebelum tidur dapat berpotensi mengganggu pola tidur.

Sebagai catatan, kafein terkenal memiliki “kekuatan” untuk mempengaruhi kualitas tidur manusia.

8. Orang dengan Anxiety atau Serangan Panik

McGrane mengungkapkan bahwa kafein adalah stimulan yang dapat memperburuk kecemasan beberapa orang. Maka dari itu, orang yang sering mengalami panik atau gangguan kecemasan disarankan untuk mengurangi atau menghindari asupan kopi.

Penelitian dari General Hospital Psychiatry menemukan bahwa kadar kafein yang lebih tinggi, yakni sekitar 5 cangkir kopi per hari berpotensi menimbulkan serangan panik pada seseorang yang sudah mengalami kecemasan.

9. Penderita Diare

Heikkinen mengungkapkan bahwa kafein dapat meningkatkan frekuensi BAB. Dengan demikian, kopi dengan kandungan kafein bukan pilihan yang tepat bagi seseorang yang sering menderita diare.

“Namun, kopi tanpa kafein mungkin tidak terlalu menimbulkan masalah meskipun cairan panas secara umum cenderung merangsang usus,” kata Heikkinen.

10. Orang dengan Epilepsi

Meskipun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, Planells mengungkapkan bahwa sebuah studi terbaru menemukan konsumsi kopi dalam jumlah banyak berkaitan erat dengan peningkatan frekuensi kejang-kejang.

Maka dari itu, orang dengan epilepsi disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli saraf terkait asupan kafein.

11. Anak di Bawah 12 Tahun

McGrane menjelaskan bahwa kafein dapat menimbulkan efek samping yang lebih nyata dan serius pada anak-anak, meskipin dalam dosis yang lebih kecil daripada orang dewasa.

“Misalnya, terlalu banyak kafein pada anak-anak dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, perasaan cemas, sulit berkonsentrasi, dan sakit perut,” jelas McGrane.

“Perlu diingat bahwa kopi cukup asam sehingga dapat merusak email gigi dan meningkatkan risiko gigi berlubang,” lanjutnya.

12. Orang dengan Kandung Kemih Terlalu Aktif

Ahli diet di MyNetDiary, Sue Heikkinen mengungkapkan bahwa asupan kafein dapat meningkatkan frekuensi dan urgensi buang air kecil (BAK). Maka dari itu, orang dengan kandung kemih yang lebih aktif tidak disarankan untuk mengonsumsi terlalu banyak kopi.

“Menghindari secangkir besar kopi sebelum melakukan perjalanan jauh, terutama jika waktu beristirahat di dekat toilet sangat terbatas adalah hal yang baik,” kata Heikkinen.

CNBC Indonesia