Beberapa kecelakaan pesawat telah terjadi sepanjang tahun 2024.

Tiga insiden terpisah minggu lalu, yakni kecelakaan pesawat Korea Selatan, Kanada, dan Azerbaijan, telah membuat cemas calon penumpang.

Insiden-insiden tersebut menutup tahun yang kurang menyenangkan bagi industri penerbangan, khususnya bagi produsen jet Boeing yang tengah terpuruk, yang telah menghadapi kritik tajam tentang kualitas produknya.

Lalu seberapa aman sebenarnya perjalanan dengan pesawat?

Statistik menunjukkan risiko kematian atau cedera pada penerbangan komersial sangat rendah.

Kecelakaan, baik fatal atau tidak, di dalam puluhan juta penerbangan komersial yang dilakukan setiap tahun sangat tidak mungkin terjadi.

Hal ini terlihat berdasarkan data terbaru dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), asosiasi perdagangan maskapai penerbangan dunia.

“Ada 30 kecelakaan seperti itu yang tercatat pada tahun 2023, tahun terakhir di mana data kecelakaan setahun penuh tersedia, yang berarti risiko satu kecelakaan setiap 1,26 juta penerbangan,” kata IATA dikutip dari CNN International, Selasa (31/12/2024).

Angka itu lebih rendah dari risiko tahun sebelumnya, dengan satu dari setiap 770.000 penerbangan melaporkan kecelakaan. “Anda berisiko lebih besar … saat berkendara ke bandara daripada … saat terbang dengan pesawat terbang,” kata Anthony Brickhouse, seorang profesor keselamatan penerbangan di Embry-Riddle Aeronautical University di New Jersey.

“Di beberapa bagian dunia, Anda … kurang aman saat menggunakan eskalator daripada saat terbang dengan pesawat terbang,” ujarnya.

“Saat kecelakaan terjadi, tentu saja hal itu menarik perhatian semua orang, tetapi menurut saya sangat penting bagi semua orang untuk (mengambil) waktu sejenak dan membiarkan para penyelidik melakukan pekerjaan mereka,” tambahnya.

Sebuah studi keselamatan penerbangan yang diterbitkan pada Agustus dan ditulis bersama oleh Arnold Barnett, seorang profesor statistik di Massachusetts Institute of Technology, menemukan bahwa antara tahun 2018 dan 2022, risiko kematian di seluruh dunia per penumpang adalah satu dari 13,7 juta.

Dengan kata lain, jika Anda memilih penerbangan secara acak dan naik pesawat dalam jangka waktu tersebut, peluang Anda untuk meninggal dalam kecelakaan pesawat atau aksi teroris mendekati satu dari 14 juta.

Namun, catatan keselamatan yang kuat di masa lalu tidak menjamin hal yang sama di masa mendatang, dan penumpang mungkin memiliki kekhawatiran baru mengingat banyaknya kecelakaan fatal baru-baru ini.

Hilangnya lebih dari 200 nyawa dalam beberapa hari terakhir saja akan mendorong jumlah kematian yang disebabkan oleh kecelakaan penerbangan komersial jauh di atas 72 yang tercatat IATA pada tahun 2023.

Direktur Jenderal IATA Willie Walsh mengatakan dalam laporan keselamatan tahunan terbaru kelompok industri tersebut, yang diterbitkan pada bulan Februari, bahwa kinerja keselamatan tahun 2023 “terus menunjukkan bahwa terbang adalah moda transportasi yang paling aman”.

Namun, ia mengatakan “kita tidak boleh menganggap remeh keselamatan” dan bahwa “dua kecelakaan besar yang terjadi pada bulan pertama tahun 2024 menunjukkan bahwa, meskipun terbang termasuk aktivitas teraman yang dapat dilakukan seseorang, masih ada ruang untuk perbaikan”.

|CNBC Indonesia|