Sama seperti lebaran di Indonesia, mudik menjadi agenda tahunan setiap libur Imlek di Tiongkok.
Hal ini diharapkan menjadi gairah bagi akselerasi pemulihan ekonomi yang masih lesu saat ini.
Tradisi Mudik Tiap Imlek
Mudik Imlek di China, atau yang sering disebut Chunyun (春运), adalah tradisi pulang kampung yang terjadi setiap tahun seiring dengan perayaan Tahun Baru Imlek.
Tradisi ini merupakan salah satu fenomena perjalanan terbesar di dunia, di mana ratusan juta orang melakukan perjalanan untuk berkumpul dengan keluarga mereka dalam rangka merayakan perayaan Imlek.
Chunyun biasanya dimulai beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek dan berlangsung hingga beberapa minggu setelahnya, dengan puncaknya terjadi pada hari-hari menjelang dan setelah Imlek.
Pulang kampung untuk merayakan Imlek adalah tradisi yang sangat dihargai di China, karena Imlek adalah waktu penting untuk berkumpul dengan keluarga.
Di masa lalu, perjalanan pulang kampung ini lebih sulit, namun kini dengan kemajuan teknologi dan infrastruktur transportasi, seperti kereta cepat dan penerbangan, Chunyun dapat dilakukandengan lebih mudah meski tetap sangat padat.
Selama periode mudik ini, banyak orang di kota-kota besar, seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou, akan kembali ke kota asal atau desa mereka di daerah pedesaan.
Selain pulang untuk merayakan bersama keluarga, tradisi Imlek juga mencakup kegiatan seperti memberikan angpao, makan malam keluarga, dan menghormati leluhur.
Mudik Imlek 2025 Diproyeksi Tembus 9 Miliar Perjalanan
Dalam perayaan imlek tahun ini, pemerintah China telah menambah hari libur menjadi delapan hari, dari yang biasanya tujuh hari, guna menangkap peluang belanja masyarakat. Libur imlek ini akan berlangsung dari 28 Januari – 4 Februari 2025.
Melansir Reuters, selama liburan ini, perjalanan diperkirakan akan melesat, baik secara domestik dan international.
Totalnya diproyeksi bisa mencapai 9 miliar perjalan dengan puncak arus keberangkatan pada Selasa pekan depan (28/1/2025). Proyeksi tersebut meningkat dari 8,4 miliar perjalanan pada tahun lalu.
Mayoritas perjalanan diperkirakan akan menggunakan transportasi darat, sekitar 7,2 miliar perjalanan, diikuti kereta api dan udara.
Perjalanan kereta api diperkirakan mencapai 510 juta perjalanan, sementara penerbangan udara diperkirakan melampaui 90 juta.
Beberapa tujuan populer meliputi Chongqing, Chengdu, Beijing, dan Harbin, dan kota internasional seperti Tokyo, Osaka, dan Bangkok.
Pada hari pertama Chunyun, diperkirakan akan ada 172,39 juta perjalanan domestik, termasuk 159,52 juta melalui jalan darat.
Libur Imlek Potensi Jadi Penyelamat Ekonomi Lesu
Tahun baru Imlek tahun ini bisa dibilang potensial menjadi pendongkrak ekonomi China yang saat ini tengah lesu akibat efek krisis properti dan disinfilasi yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, untuk menggairahkan ekonomi, pemerintah menambah satu hari libur menjadi delapan hari.
Dampak positif dari Imlek selanjutnya tentu akan mendongkrak konsumsi masyarakat. Hal ini lantaran pada Tahun Baru Imlek, warga China akan berkumpul bersama keluarga, memasak banyak makanan, dan melakukan sejumlah perayaan seperti membagikan angpao, mengadakan tarian naga, hingga festival lentera.
Konsumsi masyarakat yang meningkat ini akan berdampak pada beberapa sektor seperti retail, wholesale, pertanian, peternakan, hingga perikanan
Jika ditelisik mendalam, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) atau National Bureau of Statistics (NBS) dari PDB China pada 2024 didominasi industri sekitar 30,10%, disusul wholesale dan retail trades sebesar 10,20%, serta keuangan 7,30%.
Menilai dari sektor-sektor pembentuk PDB di atas, setidaknya ada empat sektor yang akan diuntungkan dari adanya seasonality imlek, diantaranya ada sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, kemudian sektor wholesale dan retail trades, serta transportasi. Terakhir ada sektor hotel dan jasa catering.
Kontribusi dari berbagai sektor tersebut apabila digabung bisa menempati posisi terbesar kedua setelah industri mencapai 23,60%.
Hal ini tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi China secara keseluruhan, terutama untuk periode kuartal pertama tahun ini.
|CNBC Indonesia|Foto: AP Photo/Aaron Favila|