Rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah menguatnya dolar AS beberapa hari terakhir.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ambruk terhadap dolar AS pada 25 Maret 2025 pukul 09:32 WIB sebesar 0,54% di angka Rp16.640/US$.

Posisi ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah, bahkan melewati titik terendahnya pada intraday 23 Maret 2020 yang menyentuh posisi Rp16.620/US$ meskipun belum melewati posisi 1998 yang sempat menyentuh level Rp16.800/US$ di intraday 17 Juni.

Sementara DXY tampak menguat 0,06% ke angka 104,32. Posisi ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang naik ke angka 104,26.

Penguatan DXY ini pada akhirnya menekan mata uang Garuda yang didorong oleh data sektor jasa AS yang solid serta optimisme terkait kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump.

Trump mengisyaratkan bahwa tidak semua tarif akan diterapkan pada 2 April, dan beberapa negara mungkin mendapatkan pengecualian, meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS.

Komponen sektor jasa dalam data PMI AS yang kuat mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS dan pada akhirnya mendorong menanjaknya DXY belakangan ini.

|CNBC Indonesia Research|