بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Sang ayah tersenyum dan menatap anaknya dengan penuh makna. “Nak, perjuangan hidup bukan sekadar soal bertahan hidup, tetapi bagaimana kita menjalani hidup dengan penuh arti.”

Sang anak mengerutkan dahi. “Apa maksudnya, Ayah?”

Sang ayah menghela napas sejenak, lalu menjelaskan, “Banyak orang berkata bahwa mereka ‘berjuang untuk hidup’. Tapi pertanyaannya, apakah mereka berjuang hanya untuk makan, minum, dan bertahan dari kesulitan? Ataukah ada makna lebih dalam dari perjuangan itu?”

Sang anak berpikir, lalu berkata, “Mungkin mereka ingin mencapai kesuksesan, kebahagiaan, dan impian mereka?”

Sang ayah mengangguk. “Benar. Tapi perjuangan hidup yang sejati bukan hanya soal mencari rezeki atau meraih kesuksesan duniawi. Itu hanyalah sebagian kecil. Perjuangan sejati adalah bagaimana kita hidup dengan nilai-nilai kebaikan, tetap jujur di tengah godaan, tetap teguh di tengah cobaan, tetap berbagi di tengah kesulitan.”

Sang anak mulai memahami. “Jadi perjuangan hidup itu bukan hanya tentang mencapai sesuatu, tapi juga tentang bagaimana kita menjalani hidup itu sendiri?”

Sang ayah tersenyum. “Tepat sekali. Perjuangan bukan hanya tentang hasil, tetapi juga tentang prosesnya. Jika seseorang hanya berjuang demi kekayaan tetapi mengorbankan kejujuran, dia belum benar-benar berjuang. Jika seseorang hanya berjuang demi kebahagiaan diri sendiri tanpa peduli pada orang lain, perjuangannya masih dangkal. Perjuangan sejati adalah bagaimana kita menjalani hidup dengan integritas, keberanian, dan kebaikan, meskipun jalan yang kita tempuh sulit.”

Sang anak termenung, lalu berkata, “Jadi, perjuangan hidup itu adalah tentang bagaimana kita tetap menjadi manusia yang baik, apa pun rintangannya?”

Sang ayah menepuk bahunya dengan bangga. “Benar, nak. Itulah perjuangan hidup yang sesungguhnya.” (FR)