سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Anakku,
Hari ini hari ke-29 Ramadhan –sehari lagi, bulan penuh berkah ini akan berakhir.

Apakah kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan? Hanya Allah yang tahu.

Maka sebelum Ramadhan pergi, marilah kita merenung sejenak dan menyerap hikmah-hikmah yang masih bisa kita genggam.

1. Menyadari Betapa Cepatnya Waktu Berlalu
Seolah baru kemarin kita menyambut Ramadhan dengan semangat, tetapi kini ia sudah di ambang perpisahan. Inilah hakikat hidup—waktu berjalan tanpa menunggu siapa pun.
Pertanyaan untuk diri kita:
•Sudahkah kita memanfaatkan Ramadhan ini dengan baik?
•Apakah kita telah memaksimalkan ibadah kita?
•Apakah dosa-dosa kita telah terampuni?
•Apakah kita sudah berubah menjadi lebih baik setelah Ramadhan?
Ramadhan adalah universitas kehidupan, dan kini kita akan segera lulus. Tetapi apakah kita lulus dengan nilai terbaik, atau hanya sekadar ikut serta tanpa sungguh-sungguh belajar?

2. Tanda-Tanda Keberhasilan dalam Ramadhan
Anakku, Ramadhan bukan hanya soal lapar dan dahaga. Ia adalah latihan spiritual, dan keberhasilannya dapat dilihat dari perubahan dalam diri kita.
Tanda-tanda seseorang berhasil dalam Ramadhan:
•Lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya
Hatinya lebih terpaut kepada Allah.
•Lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi hidup
Tidak mudah marah, lebih tenang, lebih lapang dada.
•Lebih dermawan dan peduli terhadap sesama
Tidak pelit, ringan tangan dalam membantu orang lain.
•Lebih rajin ibadah, bukan hanya di bulan Ramadhan
Shalat lebih khusyuk, lebih sering berdzikir, lebih mencintai Al-Qur’an.
•Meninggalkan kebiasaan buruk
Jika dulu mudah ghibah, sekarang lebih menjaga lisan. Jika dulu malas ibadah, sekarang lebih rajin.
Kalau setelah Ramadhan kita kembali ke kebiasaan lama, maka kita belum benar-benar mendapatkan manfaat dari Ramadhan ini.

3. Menjaga Semangat Ramadhan Sepanjang Tahun
Anakku, Ramadhan akan pergi, tetapi Tuhannya Ramadhan tetap ada. Allah yang kita sembah di bulan Ramadhan adalah Allah yang sama sepanjang tahun.
Bagaimana cara mempertahankan semangat Ramadhan?
•Tetap menjaga shalat berjamaah dan shalat malam
•Tetap membaca Al-Qur’an setiap hari
•Tetap berpuasa sunnah (Syawal, Senin-Kamis, puasa Daud)
•Tetap bersedekah dan membantu sesama
•Tetap menjaga akhlak dan menjauhi dosa
Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut oleh Hasan Al-Bashri:
“Betapa buruknya suatu kaum yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan.”

4. Ramadhan Pergi, Tetapi Doa Kita Tidak Boleh Berhenti
Di hari-hari terakhir ini, marilah kita berdoa dengan sungguh-sungguh:
•”Ya Allah, terimalah ibadah kami di bulan Ramadhan ini.”
•”Ya Allah, ampuni dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dan dosa seluruh kaum Muslimin.”
•”Ya Allah, jika ini Ramadhan terakhir bagi kami, maka jadikanlah ini Ramadhan yang penuh ampunan dan keberkahan.”
Jangan lupa untuk berdoa agar Allah mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan tahun depan dalam keadaan sehat, lebih baik, dan lebih bertakwa.

Penutup: Selamat Jalan, Wahai Bulan Penuh Berkah
Anakku, di hari ke-29 ini kita sedang dalam perpisahan dengan Ramadhan. Jika kita mencintai bulan ini, pasti hati kita akan terasa berat melepaskannya. Namun, perpisahan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan kita menuju kehidupan yang lebih baik.

Mari kita membawa ruh Ramadhan ini dalam kehidupan kita sepanjang tahun. Jangan biarkan semangat kebaikan ini hanya bertahan sebulan, tetapi jadikan ia sebagai gaya hidup selamanya.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa kita, dan mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin. (FR)