Pemanfaatan obat herbal sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan nasional kembali mendapatkan perhatian serius melalui penyelenggaraan Simposium Nasional oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Kegiatan ini mengangkat tema ”Pemanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat” dan digelar di Aula Student Center M. Syaaf, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Selasa (15/4/2025).

Simposium nasional ini bertujuan untuk mendorong saintifikasi jamu, yakni pendekatan ilmiah berbasis penelitian terhadap pemanfaatan obat herbal guna mengintegrasikan jamu dalam layanan kesehatan formal.

Sebagaimana dilansir Padang Ekspres, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 300 peserta yang berasal dari berbagai kalangan tenaga medis, mulai dari dokter, apoteker, hingga praktisi kesehatan lainnya. Menyesuaikan dengan perkembangan zaman, kegiatan ini digelar secara hybrid, yakni daring melalui platform Zoom dan luring di lokasi acara.

Simposium menghadirkan enam narasumber kompeten dari berbagai lembaga dan institusi, dibagi dalam dua sesi pemaparan.

Sesi pertama menghadirkan tiga narasumber. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik dari BPOM RI, apt. Mohamad Kashuri, S.Si., M. Farm., memaparkan materi mengenai Kebijakan Pengawasan Obat Tradisional Indonesia dalam Mendukung Program Indonesia Sehat.

Ia menekankan pentingnya regulasi yang ketat namun suportif dalam memastikan keamanan dan khasiat obat herbal di masyarakat.

Kemudian, Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan RI, Dita Novianti Sugandi Argadiredja, S.Si., Apt., M.M., menyampaikan kebijakan terkini pemerintah terkait penggunaan obat tradisional dalam layanan kesehatan nasional, memperkuat posisi jamu dalam sistem pengobatan komplementer dan alternatif yang berbasis bukti ilmiah.

Sesi ditutup oleh apt. Wahyu Widayani, S.Si., Factory Head PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, yang membahas bagaimana industri herbal, khususnya Sido Muncul, telah mengadopsi standar Good Manufacturing Practices (GMP) dalam proses produksi jamu untuk menjamin mutu dan keamanan produk yang dihasilkan.

Sesi kedua diisi oleh tiga akademisi dan peneliti yang telah aktif melakukan studi terhadap obat herbal, khususnya produk Tolak Angin.

Dr. dr. Neni Susilaningsih, M.Si., dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, menyampaikan hasil Uji Manfaat Tolak Angin, yang menunjukkan bahwa produk ini memiliki potensi signifikan dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan meredakan gejala masuk angin berdasarkan hasil riset terkontrol.

Selanjutnya, Dr. apt. Ipang Djunarko, S.Si., M.Sc., dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, membahas hasil Uji Toksisitas Subkronis Tolak Angin.

Ia menegaskan bahwa berdasarkan uji laboratorium, Tolak Angin terbukti aman dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu dengan dosis sesuai anjuran.

Simposium ditutup dengan pemaparan dari Prof. Dr. dr. Satya Wydya Yenny, Sp.D.V.E, Subsp.D.K.E, M.Ag, FINSDV. FAADV., Guru Besar Dermatologi Kosmetik dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, yang mengangkat tema Implementasi Riset Bahan Alam: Universitas Andalas dan Potensi Industri Obat Kosmetika.

Direktur PT Sido Muncul Tbk, Dr. (HC) Irwan Hidayat, melalui apt. Wahyu Widayani, S.Si, Factory Head PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, menyampaikan harapannya agar melalui simposium nasional ini, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu dapat terus berkembang.

“Kalau dunia kedokteran, ide saya dan nanti kerjasamanya supaya bisa diwujudkan di fakultas kedokteran diajarkan khasiat tanaman-tanaman obat dan kegunaannya, jadi dipelajari. Tugas saya nanti, pabrik Sido Muncul membuat bahan baku obat jadi yang misalnya, jahe, temulawak, kunyit terstandar,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa impiannya adalah agar jamu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mendapat pengakuan sebagai bagian dari pengobatan ilmiah dan terstandar.

Sejak pertama kali digelar pada tahun 2007, simposium nasional yang diinisiasi Sido Muncul ini telah berlangsung sebanyak 52 kali, menjadi bukti konsistensi perusahaan dalam memajukan jamu melalui pendekatan ilmiah dan kolaboratif. YCM