Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar Talkshow dengan tema “Jamu Menjaga Tradisi, Menyatukan Generasi”, di Jakarta, Selasa (27/5/2025).

Kegiatan diselenggarakan untuk menyambut Hari Jamu Nasional yang biasa diperingati setiap tanggal 27 Mei.

Acara ini salah satu bentuk strategi BPOM dalam melestarikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup sehat bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda.

Hadir sebagai narasumber kegiatan ini Kepala BPOM Taruna Ikrar, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat dan publik figur El Jallaludin Rumi (El Rumi).

Irwan Hidayat, tokoh industri jamu nasional ini mengatakan, saat ini jamu sudah dikembangkan dengan ilmu teknologi dan penelitian ilmiah.

Sebagai warisan budaya yang turun temukan, Irwan menambahkan bahwa melestarikan hal ini dengan tradisi minum jamu.

“Terlebih saat ini sudah banyak gen Z yang menyadari khasiat dari minum jamu, pola makan yang teratur akan memberikan kesehatan,” ujar Irwan di Jakarta, sebagaimana dilansir RM.id, Selasa (27/5/2025).

Hal ini diamini Kepala BPOM Taruna Ikrar, bahwa melestarikan tradisi minum jamu harus dipertahankan.

“Sampai saat ini saya rutin meminum jamu setiap pagi. Hal ini saya lakukan karena merasakan khasiatnya,” ujar Taruna.

Lebih lanjut Taruna mengatakan, Jamu Indonesia sudah mendunia melalui pengakuan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 6 Desember 2023 sebagai warisan budaya tak benda.

Di Hari Jamu Nasional ini, BPOM ingin menggalang sebanyak mungkin pelaku usaha untuk berusaha dalam pengembangan jamu. Tentu saja dalam pengembangan obat bahan alam (OBA) ini diperlukan inovasi,

“Kami menggandeng kampus-kampus untuk menghasilkan inovasi produk dengan output yang diharapkan adalah produk inovasi terstandar dengan baik,” ujar Taruna.

Menurutnya dalam melestarikan Jamu ini tentunya diperlukan program dan strategi yang tepat. Dalam hal ini BPOM mengembangkan konsep kolaborasi ABG (academic, business, government) sebagai kunci penting dalam pengembangan jamu.

Irwan menambahkan ada 2 bahan jamu asli Indonesia yaitu kunyit dan temu lawak yang banyak khasiatnya untuk kesehatan.

Salah satu cara agar kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik adalah melalui pendekatan berbasis ilmiah.

“Dan itu bisa dilakukan, dengan aturan-aturan yang dibuat BPOM untuk memfasilitasi sehingga kekayaan alam kita bisa dimanfaatkan dengan baik,” ujar Irwan.

Sementara itu El Rumi mengungkapkan pandangannya bahwa tren minum jamu di kalangan generasi muda memang masih kurang.

“Dibandingkan dengan tren kopi kekinian atau minuman boba, padahal konsumsi jamu lebih sehat. Ini mungkin karena kurangnya edukasi dan anak-anak muda harus lebih membuka ruang untuk menerima jamu sebagai gaya hidup,” tuturnya.

Ia mencoba untuk menginspirasi anak muda untuk memperhatikan keseimbangan aktivitas fisik dengan nutrisi dari asupan ke dalam tubuh.

“Bagi saya minum jamu bukan hanya untuk kesehatan tetapi sebagai cara melestarikan kebudayaan Indonesia, yaitu tradisi minum jamu,” ujar brand ambassador produk Esemag dari Sido Muncul ini.

Tepat di Hari Jamu Nasional, pada Selasa (27/5/2025) ini BPOM melakukan kegiatan minum jamu bersama, sebagai tanda loyalitas terhadap jamu sebagai budaya bangsa yang dilakukan langsung Kepala BPOM, pelaku usaha OBA, perwakilan komunitas Mbok Jamu Gendong, dan perwakilan barista jamu.

Sebagai rangkaian dari puncak Hari Jamu Nasional kali ini, Kepala BPOM memberikan penghargaan kepada 5 industri atas kontribusinya dalam pengembangan OBA, yaitu PT Bintang Toedjoe, PT Sido Muncul, PT Deltomed Laboratories, PT. Dexa Medica dan PT Phytochemindo Reksa.

Selain itu, juga dilakukan simbolis penyerahan nomor izin edar untuk OBA (PT Warase Herbal Khatulistiwa), obat herbal terstandar (PT Royal Medicalink), dan kosmetik (PT Hue Pesona Indonesia), serta persetujuan pelaksanaan uji klinik (PPUK) kepada pelaku usaha (PT Soho Industri Farmasi) dan universitas (Universitas Padjadjaran). YCM

Network : Rakyat Merdeka