Tim Mahasiswa Universitas Padjadjaran, Bandung, dan Universitas Sam Ratulangie, Manado, terpilih menjadi finalis program Genera-Z Berbakti dari Bakti BCA untuk melaksanakan proposalnya di Kepulauan Derawan, Berau, Kalimantan Timur.

Genera-Z Berbakti merupakan program yang menerima pengajuan proposal dari kelompok mahasiswa untuk kegiatan pengembangan masyarakat di lokasi binaan Bakti BCA. Sebanyak empat tim dengan proposal terbaik akan mendapatkan pendanaan serta pembinaan dari Bakti BCA.

Kepulauan Derawan adalah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia dan terkenal karena keindahan terumbu karang, biota laut seperti penyu, ikan pari manta, ubur-ubur di Pulau Kakaban, dan berbagai titik penyelaman. Tahun ini Kepulauan Derawan menjadi lokasi binaan Bakti BCA.

Tim Padjadjaran atau pun Tim Sam Ratulangie bersaing untuk berkontribusi dan berkolaborasi dengan masyarakat tempatan yang telah terlebih dahulu mengembangkan inovasi di bidang lingkungan, kesehatan, dan ekonomi kreatif.

Sebanyak 10 mahasiswa dari berbagai fakultas dari Universitas Padjadjaran menampilkan ide wisata kayak, di mana pengunjung dengan mendayung perahu kayak sendiri, dengan didampingi pemandu, mengunjungi sejumlah titik di lingkungan Pulau Derawan.

Ide ini memerlukan kolaborasi atau keterlibatan banyak pihak, mulai dari pengadaan perahu kayak dan dayung, peralatan keselamatan, pemandu untuk teknis berdayung dengan kayak, juga pemandu menuju titik tujuan, rancangan kegiatan di tempat-tempat yang menjadi tujuan, hingga kemungkinan kebutuhan tim penyelamat.

Idenya dilaksanakan dengan mengerjakan sejumlah tahapan, yaitu mulai dari survai, sosialisasi kepada masyarakat, mencari dan menentukan titik yang menarik, hingga pelatihan untuk pemandu wisata dan pembentukan Standard Operational Procedure (SOP). Dengan demikian dapat tercipta peningkatan pendapatan masyarakat dan kesadaran yang sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Ide kayak ini membuat wisata di Pulau Derawan menjadi lebih beragam. Ada kegiatan di bawah air, ada pula kegiatan di permukaan air.

Tim dari Sam Ratulangie yang terdiri dari 10 mahasiswa dari berbagai jurusan fokus pada bagaimana mendapatkan air bersih di pulau-pulau kecil seperti Kepulauan Derawan, pengelolaan sampah berbasis Internet of Things, dan edukasi kesehatan masyarakat. Mereka menamakan programnya Program Bakti Mengalir, Program Bakti untuk Bumi, dan Program Bakti Cilik.

Pengelolaan sampah berbasis Internet of Things adalah sistem yang menggunakan teknologi sensor dan sambungan internet untuk menentukan kapan sampah harus diangkut. Dengan begitu diharapkan pengelolaan sampah jadi lebih efisien.

Menurut Tim Ratulangie, teknologi ini juga dapat membantu masyarakat memahami pentingnya pengurangan sampah, daur ulang sampah, serta menjaga kebersihan lingkungan. Melalui layar informasi di ruang publik atau aplikasi digital, masyarakat dapat melihat data tentang kondisi sampah dan berpartisipasi dalam upaya menjaga lingkungan yang lebih bersih.

“Jadi menarik untuk mengikuti perjalanan kedua tim,” kata Humas BCA Hera F. Haryn.

Ia menambahkan, pemenang program Genera-Z Berbakti ini masih akan mengikuti sesi pelatihan intensif dari Bakti BCA, sebagai pembekalan sebelum para mahasiswa menjalankan program mereka selama kurang lebih satu bulan di Pulau Derawan.

“Program Genera-Z Berbakti ini bukan sekadar wadah kompetisi gagasan, tetapi juga ajang bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari masyarakat Pulau Derawan serta memahami tantangan nyata yang mereka hadapi,” kata Duta Bakti BCA Nicholas Saputra, mengapresiasi gagasan yang dibawa oleh para mahasiswa.

Nicholas juga menjadi juri Genera-Z ini bersama ilmuwan Profesor Yohanes Surya, juga aktris dan pengusaha Happy Salma. Mereka menilai gagasan mahasiswa serta bagaimana gagasan itu bisa diwujudkan oleh mereka bersama masyarakat Pulau Derawan.

Nicholas menekankan pentingnya adaptasi terhadap kondisi sosial dan budaya setempat sebelum melaksanakan program mereka.

Kepulauan Derawan sendiri memiliki beragam ekosistem unik yang menjadi daya tarik wisata bahari Indonesia.

Pulau Derawan dikenal dengan rumah panggung kayunya yang berdiri berderet-deret di atas laut. Kemudian yang membuat Derawan terkenal aktivitas menyelam dan snorkeling untuk melihat terumbu karang dan berbagai biota laut.

Pulau Maratua memiliki Manta Point di mana arus laut di kawasan ini membawa plankton sebagai sumber makanan bagi ikan pari manta dan memberi atraksi bagi wisatawan.

Pulau Kakaban menawarkan ekosistem danau ubur-ubur yang tidak memiliki sengat, yang terbentuk dari air payau terperangkap selama ribuan tahun. Tanpa predator alami, ubur-ubur di danau ini berevolusi hingga kehilangan sengatannya, memungkinkan pengunjung berenang langsung di antara mereka.

Pulau Sangalaki dikenal sebagai pusat konservasi penyu hijau dan penyu sisik. Di pulai ini setiap malam sejumlah penyu naik ke pantai untuk bertelur.

|Antara|Foto: Novi Abdi|