Pangeran Suryanata adalah nenek moyang yang menurunkan raja-raja Banjar di Negara Dipa, Negara Daha, Banjarmasin dan Martapura. Namanya harum di segenap penjuru Tanah Banjar bak Prabu Siliwangi di Bumi Pajajaran.

Menyebut sosok Pangeran Suryanata dan istrinya Putri Junjung Buih kental dengan nuansa mistik.

Setelah turun tahta dan diyakini menghilang secara gaib (moksa), Pangeran Suryanata dipercaya masih ‘berkuasa’ di Muara Banjar. Sebagian lagi percaya, Pangeran Suryanata “bermigrasi” ke Gunung Pamaton.

Salah satu cicit buyut anak keturunan Pangeran Suryanata yang memiliki nama masyhur setara adalah Pangeran Samudera atau Sultan Suriansyah.

Sultan Suriansyah, raja Banjar di Kuin Banjarmasin dan pendiri Kota Banjarmasin, pun setelah tiada diyakini ‘bertahta’ di daerah sekitar perairan perbatasan Kalsel-Kalteng.

Pada upacara tradisi tertentu keluarga gusti (pegustian Banjar), nama Suryanata tak ketinggalan disebut-sebut, bersama nama-nama masyhur lainnya.

Berikut mantra untuk “mengundang” kedatangan Pangeran Suryanata, sebagaimana dikutip dari Gusti Syarief dalam Upacara Atur Dahar Adat Keturunan Kerajaan (Gusti) Alamul Ghoib.

Assalamu alaikum hai bandaraki salam, salam matahari hidup, salam matahari pajah, pak sina dak sina, jadi duduk di hadapan ini menimbun kukus dupa dan menimbun kukus menyan cendana kuning papak alam suarga loka suarga kayangan.

Karena aku hendak memanggil urang di suarga loka, maka waktu hendak mengundang dalam hati aku Demi Allah: diharaplah jangan sampai takajut dan takipik dan tagantar dan jangan gugup gumantar sekalian selera anggotamu, kuharap pada-pada bertetap berhadir sekalian datang baimbai-imbai dan berbaya-baya, dan jangan sampai katinggalan barang saikungan.

Kami undang, kami saru, kami kiau, diharap turunlah sekarang juga di bumi lemah, di bumi datar, karena aku hendak mainjam bunga sewindu, bunga setahun, serta mehambur baras kuning, baras bacurai, baras mayang, karena pada hari ini diwakili oleh ………… untuk membayar nadir/hajat, dan bukannya kalabihan gantang atau kalabihan takar atau kalabihan jumput, dan kuharap jangan sembarang gugur, gugur di asuhan Si Lurah Semar Seperanakan.

Semar Jaya, Semar Sakti, Bambang Rupa Tunggul Gusang atau Balaran Irang, Semar Kuning Kidalang Kidulungan, Tabib Kalkausar, Tabib Nang Jaya, Tabib Nang Sakti, Sekar Malih siapa yang diundang?

(Selanjutnya Sekar Malih satu-persatu menyebut nama-nama yang diundang mulai dari para Ajar, para Brahma, para Saniang, para Batara, para Bagawan, para Putri, para Galuh, para Diang, para Bidadari, para Datu hingga para Penguasa seperti Pangeran Suryanata) YCM