PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tidak hanya menggenjot penjualan dalam negeri tapi juga mendorong laju penjualan ekspor.
Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengungkapkan, kinerja penjualan ekspor bahkan sangat signifikan.
Sido Muncul mencatat lonjakan ekspor signifikan ke Nigeria, dari 1 kontainer per tahun menjadi 3-4 kontainer per bulan.
“Penjualan ekspor menunjukkan akselerasi signifikan,” ujar David, sebagaimana dilansir Inilah Jateng, Senin (30/6/2025).
Ekspor ke Malaysia bahkan melampaui Nigeria, disusul negara-negara Afrika, Timur Tengah, Australia, Amerika Serikat, dan UEA yang juga menunjukkan tren positif.
“Ekspor kuartal II ini tumbuh melejit 100%. Kami kini punya direktur ekspor khusus dan distributor kuat di Nigeria,” kata David.
David menegaskan kinerja perusahaan mulai menunjukkan perbaikan pada kuartal kedua. Ia optimistis perusahaan mampu mencetak pertumbuhan pendapatan hingga 10% di akhir tahun.
“Bisnis perseroan mulai membaik. Bahkan kami yakin target peningkatan 10% dapat tercapai berkat strategi bisnis yang telah disiapkan,” ujarnya.
Meski laba bersih turun dari Rp390,49 miliar pada Kuartal I-2024 menjadi Rp232,94 miliar di periode yang sama tahun ini, Sido Muncul tetap menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba sebesar 10% secara konservatif.
“Kami dalam posisi kokoh untuk menangkap peluang di pasar herbal dan kesehatan yang terus tumbuh,” katanya.
Pertumbuhan penjualan selama April-Mei tercatat cukup baik secara tahunan (year-on-year), didorong oleh pemulihan konsumsi domestik saat musim pancaroba, kampanye promosi yang masif, serta meningkatnya aktivitas masyarakat pasca Lebaran.
Hingga akhir Maret 2025, penjualan perseroan tercatat Rp789,10 miliar atau turun 25,09% dibandingkan Kuartal I-2024 sebesar Rp1,05 triliun.
Penurunan tajam terjadi pada segmen jamu herbal dan suplemen yang turun dari Rp626,88 miliar menjadi Rp363,07 miliar.
Namun, manajemen kini fokus mengejar pertumbuhan berbasis volume melalui perluasan distribusi di modern trade dan general trade, peluncuran produk baru yang menyasar konsumen muda yang sadar kesehatan, serta ekspansi ekspor.
David menyebut efisiensi biaya juga tetap dijaga demi mempertahankan margin sehat di tengah ketidakpastian global. YCM