Your life (career, business, relationship, finance) should be an extention of who you are.”

Kalimat ini dikutip dari buku You do You. Discovering life Through Experiments & Self awareness, oleh Felexandra Ruby. Kalimat ini menarik sehingga saya berusaha memahami maksudnya.

Hidup seharusnya tidak menjadi panggung tempat kita terus-menerus memainkan peran yang bukan milik kita.

Ia seharusnya menjadi perpanjangan alami dari siapa diri kita yang sebenarnya –dari nilai-nilai yang kita pegang, dari keheningan batin yang kita rawat, dari keyakinan yang membentuk cara kita memandang dunia.

Tapi banyak orang terjebak hidup dalam dua dunia: dunia yang mereka tunjukkan, dan dunia yang sebenarnya mereka rasakan.

Yang satu penuh kepura-puraan demi terlihat berhasil, yang lain diam, menunggu kesempatan untuk diakui sebagai “aku yang sebenarnya.”

Kita bekerja keras, tapi lupa bertanya:
“Apakah pekerjaan ini mencerminkan jiwaku?”
Kita membangun bisnis, tapi lupa menanyakan:
“Apakah caraku mencari untung juga membuatku jujur pada diriku sendiri?”

Kita menjalin hubungan, tapi kadang hanya untuk tidak merasa sendiri –bukan karena hubungan itu benar-benar membuat kita hidup sebagai diri kita yang utuh.

Ketika hidup kita tidak lagi tumbuh dari akar diri, kita kehilangan arah. Kita menjadi seperti pohon plastik –tampak utuh, tapi tak punya kehidupan.
Sebaliknya, ketika hidup benar-benar menjadi perpanjangan dari diri kita, maka setiap hal yang kita lakukan terasa alami.

Bekerja menjadi bentuk ekspresi diri, bukan sekadar tuntutan. Bisnis menjadi medium pelayanan, bukan hanya alat ambisi. Hubungan menjadi tempat bertumbuh, bukan tempat bersembunyi. Dan uang menjadi energi yang kita kelola dengan kesadaran, bukan dengan ketakutan.

Hidup yang sejati tidak pernah menuntutmu menjadi orang lain. Ia hanya menuntutmu untuk setia pada dirimu sendiri.

Bila kamu bisa memelihara kesetiaan itu, maka apa pun yang kamu sentuh –pekerjaan, bisnis, cinta, bahkan cara kamu mengelola keuangan– akan menjadi cerminan jujur dari jiwamu sendiri.

Hidup yang demikian tak lagi terasa berat. Ia mengalir. Karena akhirnya, kamu tidak sedang “menjalani hidup” –kamu sedang menghidupi dirimu sendiri.

Hidup yang sejati adalah hidup yang kamu jalani dengan kesadaran diri yang tinggi. Sebab tanpa kesadaran itu, semua keberhasilan hanyalah kebetulan –dan semua pencapaian kehilangan maknanya. (FR)