PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk terus memperkuat posisi di pasar kesehatan dengan mengandalkan bahan herbal lokal.

Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat, menegaskan permintaan terhadap produk kesehatan, terutama obat herbal, terus tumbuh karena dinilai lebih aman dan alami.

David menyebut, industri farmasi nasional masih mencatat kinerja positif seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan pascapandemi.

Namun, sektor ini menghadapi tantangan besar akibat ketergantungan pada bahan baku impor yang harganya terus naik.

“Segmen farmasi sebagian besar masih impor dan hanya berkontribusi sekitar 3% terhadap pendapatan perseroan,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Sebaliknya, segmen herbal justru menjadi kekuatan utama Sido Muncul. Lebih dari 90% bahan baku produk herbal perusahaan berasal dari sumber lokal, seperti jahe, kunyit, dan temulawak.

David menilai, sinergi antara pemerintah dan industri farmasi penting untuk memperkuat kemandirian bahan baku lokal.

Dukungan fiskal dan insentif kebijakan diharapkan mampu mempercepat pengembangan bahan baku dalam negeri sekaligus menekan inflasi di sektor kesehatan.

“Kondisi itu mendorong peningkatan produksi lokal dan menurunkan ketergantungan terhadap fluktuasi harga global,” tuturnya.

Ke depan, Sido Muncul menyiapkan strategi berbasis tiga pilar utama agar tetap kompetitif di tengah tekanan ekonomi global: memperkuat portofolio herbal berbasis ilmiah, meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi, serta memperluas ekspor ke Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.

Meski begitu, kinerja paruh pertama 2025 masih tertekan.

Pendapatan Sido Muncul turun 3,70% menjadi Rp1,82 triliun dibanding Rp1,89 triliun pada semester I/2024.

Segmen jamu dan suplemen turun tipis menjadi Rp1,07 triliun, sementara makanan-minuman Rp686,48 miliar, dan farmasi Rp62,85 miliar. Laba bersih juga terkoreksi 1,31% menjadi Rp600,46 miliar.

David memastikan, perusahaan tetap fokus berinovasi dan tumbuh bersama seluruh pemangku kepentingan.

“Kami tidak berhenti berinovasi dan berkontribusi bagi kemandirian industri kesehatan Indonesia,” ujarnya. YCM

Sumber : Inilah Jateng