Kiprah Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) Irwan Hidayat dalam dunia bisnis dan komunikasi kerap menjadi inspirasi banyak kalangan, termasuk dunia akademik.
Sosoknya dikenal bukan hanya piawai dalam strategi marketing, tetapi juga dalam menjaga nilai dan reputasi perusahaan.
Untuk memperkaya wawasan mahasiswa baru, Program Studi Hubungan Masyarakat FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta menghadirkan Irwan Hidayat sebagai dosen tamu dalam kuliah umum bertajuk “Dari Value ke Reputasi: Peran Public Relations dalam Membangun Branding yang Berkelanjutan di Era Industri Modern” di Kampus II UPN Veteran Yogyakarta, Kamis (23/10/2025).
Ratusan mahasiswa Prodi Humas angkatan 2025/2026 begitu antusias mengikuti kuliah umum untuk menimba pengalaman langsung dari pelaku industri ternama.
Kehadiran Irwan sekaligus menjadi momen istimewa, karena ini menandai kali kedua dirinya berbicara di kampus UPN setelah 16 tahun berlalu.
“Ini kedua kali saya berbicara di tempat ini, setelah tahun 2009. Saya berterima kasih kepada UPN karena diberi kesempatan untuk berbagi dengan para mahasiswa. Saya ingin menularkan pengalaman supaya bisa bermanfaat bagi masa depan mereka,” ujar Irwan membuka sesi kuliah umum.
Dalam pandangan Irwan, peran public relations (PR) tidak bisa dilepaskan dari nilai kejujuran dan kerja nyata. Menurutnya, reputasi perusahaan tidak dibangun lewat kata-kata, tetapi melalui tindakan yang konsisten dan transparan.
“Komunikasi yang baik itu harus kerja nyata dan harus dilandasi kejujuran. Jadi, komunikasi itu kalau nggak jujur ya salah. Harus dilandasi kejujuran dan kerja nyata. Itu baru menghasilkan komunikasi yang baik,” tegasnya.
Irwan juga berbagi pandangan tentang strategi pemasaran yang efektif. Tidak cukup hanya mengandalkan teori, tetapi juga pembelajaran dari pengalaman dan interaksi manusia. Selain itu, marketing bukan hanya soal menjual produk, tetapi soal membangun kepercayaan.
“Kalau soal marketing, saya belajar dari mereka yang sukses. You have to learn marketing from success man. Kalau produknya bagus, orang pasti suka. Hidup itu soal meyakinkan orang lain. Kalau kamu sukses, berarti kamu bisa meyakinkan orang lain,” katanya.
Ia menambahkan, dalam dunia modern, konsumen tidak hanya membeli rasa, tetapi juga experience. Hal itu ditunjukkan Sido Muncul lewat berbagai brand yang dibangun mulai dari Tolak Angin, Hotel Tentrem hingga restoran Bima Yamgor.
“Kita harus memenangkan mata, hati, telinga, dan seluruh panca indra pelanggan,” ujarnya.
Irwan kemudian menceritakan perjalanan panjang Sido Muncul dalam mengubah citra jamu tradisional menjadi produk ilmiah dan modern. Ia menjelaskan bahwa standar mutu menjadi fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik terhadap produk jamu.
“Mulai dari beyond regulation. Setiap batch produk kami telah melalui serangkaian uji. Mulai dari uji fertilizer, pestisida, aflatoksin, logam berat, cemaran mikroba, DNA babi, etilen glikol, dan dietilen glikol,” jelasnya.
Irwan menegaskan, semua proses itu dilakukan agar masyarakat yakin bahwa jamu Sido Muncul aman, halal, dan sesuai kaidah ilmiah. “Kami hidup di dua dunia: dunia hukum positif dan dunia medis. Jadi kami harus siap di keduanya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Irwan mencontohkan dalam mengomunikasikan Tolak Angin, dirinya belajar bahwa ada dua hal yang harus dimenangkan yaitu akal dan hati.
“Kalau kamu masuk angin, pilihlah yang sudah berbasis ilmiah, itu meyakinkan akal. Tapi kamu juga harus memenangkan hati,” tuturnya. Dari pemikiran itulah lahir tagline legendaris “Orang Pintar Minum Tolak Angin”.
Kalau Ingin Dicintai, Cintailah Orang Lain
Irwan menegaskan pentingnya intelegensi dan akal budi sebagai pedoman hidup dan fondasi membangun reputasi.
“Saya menyadari bahwa berkah Tuhan ada dua: intelegensi dan akal budi. Kalau kita gunakan keduanya dengan benar, kita bisa berhasil,” katanya.
Ia menambahkan satu prinsip sederhana: “Perbuatlah kepada orang lain seperti engkau ingin orang lain perbuat kepadamu”. Menurutnya, jika prinsip ini dipegang, seseorang akan hidup dengan baik, bukan sekadar kaya.
“Saya percaya, 5 persen dari keberhasilan saya adalah usaha, tapi 95 persennya adalah berkat Tuhan. Kalau ingin dihormati, hormatilah orang lain. Kalau ingin dicintai, cintailah orang lain. Kalau tidak ingin disakiti, jangan menyakiti,” pungkas Irwan. YCM
Sumber : Liputan 6
