Bank berbasis teknologi atau bank digital mulai gencar menyalurkan produk pinjaman langsung atau direct lending kepada nasabah melalui aplikasi.
Suku bunga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari 1,39% flat per bulan hingga menggunakan tingkat bunga harian.
Dari 10 bank berbasis teknologi, terdapat sembilan bank telah memiliki produk pinjaman langsung yang dapat diakses melalui aplikasi.
Produk pinjaman digital yang ditawarkan oleh bank-bank ini secara umum berupa pinjaman tunai atau PayLater dengan tenor maksimum bervariasi, mulai dari tenor enam bulan seperti produk bluExtraCash BCA Digital dan Krom Kredit hingga tenor 30 bulan pada produk Tunaiku Bank Amar dan Pinjaman Atur Sendiri Superbank.
Suku bunga yang ditawarkan juga beragam dan sangat kompetitif. Bank Jago, misalnya, menawarkan suku bunga 1,39% flat per bulan melalui produk Jago Dana Cepat, tetapi ada pula yang menawarkan suku bunga dengan perhitungan harian seperti Neo Pinjam dan Superbank PAS.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, produk direct lending merupakan strategi bank untuk mengembangkan mesin penyaluran pinjaman secara organik.
Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan Bank Jago yang pesat ditopang kolaborasi bersama partner dari ekosistem dan partner digital.
“Kolaborasi dengan mitra ekosistem terus menjadi kontributor utama bisnis kami. Namun, kami juga menyadari pentingnya melakukan diversifikasi, konsisten berinovasi, serta menciptakan produk dan layanan yang mampu memberikan kontribusi signifikan di masa depan,” katanya dalam acara media gathering di Malang, beberapa waktu lalu.
Sejak Oktober 2024, Bank Jago telah merilis produk Jago Dana Cepat guna memenuhi kebutuhan nasabah.
Direktur Bank Jago Sonny C. Joseph menjelaskan, produk ini menawarkan fasilitas pinjaman yang berbeda untuk setiap nasabah, salah satunya ditentukan oleh riwayat transaksi dan profiling nasabah.
“Teknologi memampukan kami untuk mengukur profil risiko setiap debitur. Jadi, plafon kredit dan bunga yang kami kenakan bisa berbeda antara satu nasabah dengan nasabah lainnya,’’ katanya.
Menurut dia, salah satu yang menarik dari produk ini adalah konsep responsible lending atau pembiayaan bertanggung jawab, yang menekankan aspek transparansi, kemampuan bayar, dan edukasi finansial agar nasabah dapat mengambil keputusan yang bijak.
Ke depan, menurut dia, Bank Jago akan meluncurkan Jago Dana Siaga, produk pinjaman baru yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana darurat atau pengeluaran tidak terduga.
Produk yang menyediakan dana siaga tersebut merupakan lanjutan dari inovasi produk Jago Dana Cepat dengan tenor yang lebih pendek.
Sejauh ini, kontribusi produk direct lending Bank Jago terhadap total portofolio pinjaman masih terbatas, berkisar 4%-5%. Namun, Bank Jago berharap kontribusi produk ini akan meningkat secara bertahap dalam 4-5 tahun mendatang.
Penyaluran kredit Bank Jago meningkat 36% menjadi Rp 23,5 triliun per September 2025. Dari jumlah outstanding kredit tersebut, sebanyak 96% berasal dari Partnership & Ecosystem Lending.
Di sisi lain, penyaluran pinjaman dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang tetap rendah di level 0,4%, di bawah rata-rata NPL industri perbankan.
Bank Jago sudah memiliki basis nasabah yang luas di mana per September 2025 telah mencapai 18,6 juta.
Sumber : Katadata
