Kesadaran akan pentingnya jejak digital kini mulai menjadi perhatian serius di kalangan generasi muda.
Mahasiswa, sebagai salah satu pengguna internet paling aktif, dituntut lebih bijak dalam mengelola data yang mereka tinggalkan di dunia maya, mengingat dampaknya pada reputasi dan peluang karier di masa depan.
Jejak digital adalah keseluruhan rekam jejak aktivitas online seseorang. Ini terbagi menjadi jejak aktif, seperti postingan di media sosial atau komentar di situs berita, dan jejak pasif, yakni data yang dikumpulkan tanpa disadari. Misalnya riwayat pencarian dan cookies pelacak.
Bagi mahasiswa yang sedang membangun portofolio dan bersiap memasuki dunia kerja, jejak digital menjadi sangat krusial.
Tidak jarang perusahaan kini melakukan penelusuran media sosial sebagai bagian dari proses seleksi kandidat. Konten negatif atau tidak profesional di masa lalu dapat menjadi penghalang serius.
Rizal, mahasiswa semester akhir Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM), mengaku mulai lebih berhati-hati dengan aktivitas digitalnya.
“Dulu sering posting tanpa pikir panjang. Sekarang baru sadar, apa yang kita unggah hari ini bisa dilihat perekrut (HRD) tiga tahun lagi. Reputasi online itu sama pentingnya dengan IPK,” katanya saat ditemui di Banjarmasin, Senin (17/11/2025).
Ia menambahkan, banyak rekannya yang belum sepenuhnya menyadari risiko keamanan dari jejak digital. Informasi pribadi seperti alamat lengkap, nomor telepon, atau bahkan kartu identitas yang diunggah sembarangan rentan disalahgunakan untuk penipuan atau pencurian identitas.
Tantangan utama saat ini adalah mengubah kebiasaan. Banyak mahasiswa masih menggunakan pengaturan “publik” di akun media sosial mereka tanpa menyadari siapa saja yang dapat mengakses informasi tersebut. Edukasi mengenai literasi digital dan manajemen privasi menjadi sangat penting.
“Saya sekarang rutin mengecek pengaturan privasi akun dan mulai menghapus postingan lama yang sekiranya tidak relevan atau memalukan. Kami harus sadar bahwa internet itu ‘tidak pernah lupa’,” ujar Rizal.
Dengan semakin terintegrasinya kehidupan nyata dan dunia digital, kemampuan mengelola jejak digital menjadi keterampilan dasar.
Mahasiswa yang mampu membangun citra online yang positif dan profesional diyakini akan memiliki nilai tambah signifikan saat bersaing di dunia kerja nanti.
Sumber : Antara
