Perdana Menteri perempuan pertama Bangladesh, Khaleda Zia, meninggal dunia pada usia 80 tahun setelah lama menderita sakit.

Kabar duka itu diumumkan Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) pada Senin (29/12/2025) pagi.

“Pemimpin favorit kita telah tiada. Ia meninggalkan kita pukul 6 pagi ini,” demikian pernyataan BNP melalui akun Facebook resminya, dikutip dari BBC, Selasa (30/12/2025).

Zia mengembuskan napas terakhir setelah kondisi kesehatannya memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Para dokter sebelumnya menyebut kondisinya “sangat kritis”.

Ia sempat dipasangi alat bantu pernapasan, namun tim medis menyatakan sejumlah perawatan tidak dapat dilakukan secara bersamaan karena usia lanjut dan kondisi kesehatannya yang rapuh.

Zia dirawat di rumah sakit selama sekitar satu bulan terakhir akibat berbagai komplikasi, termasuk gangguan ginjal, penyakit jantung, dan pneumonia.

Keluarga dekatnya, termasuk putranya Tarique Rahman, menantu, serta cucu-cucunya, berada di sisinya pada saat-saat terakhir, menurut keterangan BNP.

Khaleda Zia mencatatkan sejarah sebagai perdana menteri perempuan pertama Bangladesh pada 1991, setelah memimpin BNP memenangkan pemilihan umum demokratis pertama negara itu dalam dua dekade.

Ia kembali menjabat pada periode singkat tahun 1996, sebelum kembali berkuasa pada 2001 hingga mengundurkan diri pada Oktober 2006 menjelang pemilu.

Karier politik Zia tak terpisahkan dari rivalitas panjang dan sengit dengan Sheikh Hasina, pemimpin Liga Awami, yang selama puluhan tahun mewarnai politik Bangladesh.

Keduanya silih berganti memimpin pemerintahan dan menjadi oposisi, menjadikan politik nasional kerap terpolarisasi tajam.

Pertama Kali Dikenal oleh Publik
Zia pertama kali dikenal publik sebagai istri Presiden Ziaur Rahman. Setelah Ziaur Rahman tewas dalam kudeta militer pada 1981, ia terjun ke dunia politik dan kemudian memimpin BNP hingga menjadi salah satu figur paling berpengaruh di Bangladesh.

Namun, perjalanan politiknya juga diwarnai kontroversi. Pada 2018, Zia dipenjara atas kasus korupsi di bawah pemerintahan Sheikh Hasina. Ia membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya bermotif politik.

Zia dibebaskan tahun lalu, menyusul gelombang protes besar yang menggulingkan Hasina dan memaksanya mengasingkan diri.

Meski kesehatannya terus menurun, BNP sebelumnya menyatakan Zia akan terlibat dalam pemilihan umum yang diperkirakan digelar Februari mendatang, pemilu pertama sejak perubahan kekuasaan tersebut.

Partai itu juga tengah mempersiapkan kembalinya ke tampuk kekuasaan, dengan Tarique Rahman disebut-sebut sebagai calon pemimpin utama. Rahman, 60 tahun, baru kembali ke Bangladesh pekan lalu setelah 17 tahun bermukim di London.

Pemimpin sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, sempat menyerukan doa nasional untuk Zia, menyebutnya sebagai “sumber inspirasi besar bagi bangsa”.

“Kami memohon ampunan bagi arwahnya dan meminta seluruh rakyat mendoakan kepergiannya,” kata BNP dalam pernyataan terpisah pada Selasa.

Sumber : Liputan 6. Mantan Perdana Menteri Bangladesh, Khaleda Zia (Open Government Licence)