Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) Dr. (H.C) Irwan Hidayat memberikan donasi untuk organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah masing-masing Rp 100 juta.
Ia juga membagi Rp 50 juta untuk ongkos perjalanan peserta Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah Aisyiyah III di Grha Sunan Lawu Tawangmangu Karanganyar, Jawa Tengah, yang berasal dari 30 provinsi.
Bertindak selaku keynote speaker pada acara Seminar Nasional Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah Aisyiyah III, Jumat (27/6/2025), Irwan mengajak para relawan Muhammadiyah dan Aisyiyah mempelopori penyelamatan sumber air di Rawa Pening, Semarang.
Hadir pula pada kesempatan itu Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana Amalia Yunita selaku pembicara.
Irwan meyakini semangat luar biasa para relawan organisasi itu mampu mewujudkan revitalisasi Rawa Pening yang selama ini terkendala berbagai faktor.
“Rawa Pening dulunya kedalaman 39 meter, kini hanya 3 meter. Dari semula luasnya 2.800 hektar tinggal tersisa 700 hektar. Semuanya karena sedimentasi dan tertutup eceng gondok. Saya sudah buat RnD (perencanaan) sejak tahun 2016 agar sumber air ini dapat pulih kembali. Air masa depan kita,” ujar Irwan, sebagaimana dilansir Berita Satu.
Menurut dia, jika Rawa Pening dipulihkan, sumber air itu diyakini menyumbang perbaikan kualitas hidup masyarakat sekitar. Selain memantik geliat UMKM sektor wisata, juga menyumbang pendapatan asli daerah dan pergerakan ekonomi signifikan. Airnya pun lebih berkualitas untuk menunjang kehidupan.
Upaya yang selama ini diperjuangkannya untuk memulihkan Rawa Pening belumlah cukup. Irwan mengajak pemerintah, kalangan dunia usaha dan masyarakat serta elemen relawan ikut membantu.
“Kerusakan lingkungan (di dataran tinggi) itu banyak disumbang kurangnya lapangan kerja. Kalau banyak pekerjaan di bawah, mengurangi orang membuka pertanian di lahan miring,” katanya.
Irwan menawarkan konsep memulihkan Rawa Pening dalam delapan bulan. Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber energi, Sido Muncul bersedia menjadi off taker. Tapi tentunya, tetap membutuhkan dukungan pemerintah selaku pemegang kebijakan
“Daun dan batang dapat dipakai kerajinan, sedangkan akarnya dibuat wood pellet. Sudah dites kalorinya 4.200, harga pasarnya Rp 1.600. Kami mau beli Rp 2.600 asalkan Rawa Pening dibersihkan. Ini lebih murah dibanding gas dari fosil yang harganya Rp 11.000,” jelas Irwan.
Irwan menuturkan bahwa ia benar-benar ingin mewujudkan penyelamatan Rawa Pening yang lokasinya berdekatan pabriknya. Ia juga mengajak kepedulian masyarakat dalam aksi penyelamatan sumber-sumber air lainnya di Indonesia yang makin kritis.
Kepada Muhammadiyah, Irwan mengapresiasi adanya lembaga Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) yang menangani kebencanaan. Ia juga berpesan, organisasi kemanusiaan ikut memikirkan penyelamatan sumber air bagi masa depan umat manusia.
Ketua LLHPB PP Aisyiyah, Rahmawati Husein mengatakan peran dunia usaha dalam penanggulangan bencana sangat dinanti. Baik itu pra, saat bencana maupun pasca. Satu di antaranya kontribusi Sido Muncul bersama Aisyiyah bagi warga terdampak badai siklon tropis Seroja di NTT pada 2021 silam.
“Dunia usaha berkompeten memitigasi secara struktural maupun non struktural. Dunia usaha juga potensial menguatkan masyarakat dan organisasi relawan dalam meningkatkan ketangguhan bangsa secara keseluruhan,” kata Rahmawati. YCM