Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman senilai US$ 500 juta atau setara Rp 7,6 triliun (kurs Rp 15.361) untuk Indonesia.
Pinjaman ini disetujui pada 22 September lalu untuk mendukung agenda pembangunan dan prioritas reformasi Indonesia.
Agenda pembangunan itu terdiri dari menciptakan lingkungan yang mendukung investasi, mengurangi hambatan perdagangan, dan meningkatkan skala dunia usaha.
Dukungan ini menjadi yang kedua setelah sebelumnya ada dukungan ADB pada Oktober 2021.
Sebagai informasi ada tiga subprogram yang akan didukung oleh ADB, di antaranya Program Daya Saing, Modernisasi Industri, dan Percepatan Perdagangan (CITA/Competitiveness, Industrial Modernization, and Trade Acceleration Program).
Program itu juga diharapkan menjadi dukungan untuk Indonesia meningkatkan iklim investasi, mulai dari perizinan investasi dan cara mempromosikan untuk menarik investasi. Hal ini diharapkan menjadi modal Indonesia meningkatkan pendapatan hingga 2045.
Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga, mengatakan agar dapat mencapai status penghasilan tinggi pada 2045, pemerintah mengantisipasi bahwa produk domestik bruto Indonesia harus tumbuh setidaknya 6,0% setiap tahun, jauh di atas rata-rata pra-pandemi sebesar 5,3%.
“Kemajuan Indonesia sudah baik dalam pemulihan dari pandemi COVID-19, tetapi reformasi struktural yang sedang berjalan tetap diperlukan guna meningkatkan potensi pertumbuhannya dengan menstimulasi investasi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan iklim usaha, dan perdagangan,” katanya, dikutip dari rilis ADB, Senin (25/9/2023).
Source : detik