PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) merangkul ratusan pemilik dan pedagang angkringan di Yogyakarta, Kamis 31 Juli 2025.

Selama setengah hari, para pemilik warung angkringan, mendapatkan pelatihan cara meracik atau menyeduh jamu.

Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Irwan Hidayat saat acara pembukaan pelatihan membagikan kisah perjalanan Sido Muncul sejak masih kecil hingga bisa berkembang maju sampai sekarang.

Irwan mengungkapkan, komitmen untuk terus memperbaiki kualitas produk, dan kejelian serta kepintaran dalam membangun citra positif perusahaan, menjadi sebagian dari kunci sukses dalam bisnis.

“Dulu Sido muncul juga usaha kecil rumahan. Setengah mati kami sekeluarga berusaha untuk mengembangkan usaha ini. Mulai dari meniru perusahaan jamu lain, hingga kami meniru perusahaan farmasi. Dari omset hanya 200 ribu sampai sekarang kami bisa membangun pabrik-pabrik modern, bisa mengekspor produk dan bisa banyak berbuat untuk kepentingan bukan hanya perusahaan, tapi juga masyarakat,” kenang Irwan.

Irwan juga mengaku banyak belajar dari siapapun. Bahkan, Irwan mengaku mendapat inspirasi dari kawan sepermainan yang agak terganggu secara psikologi. Kawannya ini dengan apa adanya bilang jamu miliknya tidak enak, pahit, kasar dan baunya paling tidak enak.

“Ternyata, itu karena ibu saya beli bahannya yang jelek atau afkiran. Dari situ, kami terus memperbaiki diri, memperbaiki kualitas produk,” lanjutnya.

Setelah mulai laris pun, perusahaan tidak berhenti melakukan perbaikan. Sido muncul melakukan uji toksisitas, uji khasiat dan uji klinis. Semua dilakukan untuk memastikan jamu milik Sido Muncul, memang memiliki khasiat yang baik dan tidak merusak organ tubuh ketika diminum rutin.

“Itu yang membuat kami berkembang sampai sekarang. Kami jauh lebih beruntung dari sekitar 1.600 produsen jamu yang ada di Indonesia,” katanya memberi motivasi.

Irwan juga meminta, agar para pemilik dan pedagang angkringan tidak berkecil hati punya usaha kecil. Ia meminta, para pedagang belajar dari apa yang dilakukan Sido Muncul. Yakni terus memperbaiki kualitas dagangan, menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat usaha serta pandai berpromosi.

“Manfaatkan semua jaringan yang ada. Manfaatkan tokoh yang sudah dikenal untuk ikut promosi. Foto saya ditempel di warung juga boleh. Ndak usah izin apalagi bayar. Yang penting, yakinkan dagangan kalian adalah yang terbaik,” katanya lagi.

Salah satu pedagang angkringan dari Turi Sleman mengaku senang menjadi bagian dari ratusan pedagang yang mendapat pelatihan dan ke depan akan menjadi mitra untuk memasarkan produk-produk Sido Muncul.

Para pedagang, katanya, juga diajak berkunjung ke pabrik untuk melihat langsung proses produksi dan meyakinkan kualitas produk dari Sido Muncul.

“Ya senang mas. Dagangan kami nambah. Semoga jadi awal yang baik untuk nambah penghasilan,” katanya.

Ahli Herbal Media dari Sido Muncul, dr Rianti Maharani menambahkan, dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap gaya hidup sehat dan produk herbal, pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan kepada pelaku angkringan di Yogyakarta.

Mereka diharapkan lebih mengenal manfaat dan ragam jamu Sido Muncul, bisa menyajikan jamu dengan cara yang menarik dan higienis, menjadikan jamu sebagai bagian dari menu angkringan dan ke depannya bisa menambah nilai ekonomi dan daya tarik usaha.

Sido Muncul, katanya, bukan sekadar nama besar dalam dunia jamu. Lebih dari tujuh dekade, perusahaan ini menjadi simbol keseimbangan antara tradisi dan inovasi, mewakili tekad untuk menjaga warisan budaya sambil terus beradaptasi dengan zaman.

“Sido Muncul juga dikenal sebagai pelopor dalam modernisasi jamu, mengubah persepsi bahwa jamu bukan sekadar minuman tradisional, tapi bisa menjadi produk kesehatan yang praktis, higienis, dan berkualitas tinggi. Kami terus melakukan inovasi produk seperti Tolak Angin, Kuku Bima, dan lainnya menjadi bukti keberhasilan transformasi itu,” katanya.

Namun, menurut Irwan, keunggulan Sido Muncul tak hanya di sisi produk. Komitmen sosial perusahaan tercermin dalam program-program pemberdayaan masyarakat, pembinaan UMKM, pelestarian lingkungan, hingga dukungan terhadap seni dan budaya Indonesia.

“Kami ingin terus berjuang untuk melestarikan tradisi milik bangsa ini. Termasuk salah satunya mengangkat kembali budaya jamu sebagai warisan leluhur yang relevan dan membumi,” pungkasnya. YCM

Sumber : SI Jogja