Setiap tanggal 24 September, masyarakat Kalimantan Selatan memperingati hari lahir Kota Banjarmasin.

Berdasarkan catatan sejarah, kota yang kini dikenal dengan sebutan Kota Seribu Sungai ini berdiri pada 24 September 1526, bertepatan dengan penobatan Pangeran Samudera sebagai Sultan Suriansyah, raja pertama Kesultanan Banjar.

Sultan Suriansyah, yang sebelumnya bergelar Pangeran Samudera, adalah tokoh penting dalam perjalanan sejarah Banjar. Ia memeluk Islam setelah mendapat dukungan dari Kesultanan Demak dalam perebutan kekuasaan melawan pamannya, Pangeran Tumenggung, penguasa kerajaan Daha di pedalaman.

Peristiwa tersebut bukan hanya menandai berdirinya sebuah kerajaan Islam di Kalimantan, tetapi juga menjadi titik awal perkembangan Banjarmasin sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan.

Suriansyah memerintah sebagai Sultan Banjar dari 1526 sampai 1550, untuk kemudian digantikan oleh putranya Rahmatullah sebagai sultan Banjar kedua.

Nama-nama Patih Masih, Patih Muhur, Patih Kuin dan Patih Balit merupakan pejabat-pejabat kerajaan yang tak dapat dilupakan dalam perjalanan sejarah penting terbentuk kesultanan pertama di Pulau Borneo itu.

Letak strategis Banjarmasin di tepi Sungai Barito menjadikannya pusat perniagaan penting sejak abad ke-16. Kapal-kapal dagang dari Jawa, Malaka, hingga Makassar ramai singgah, membawa rempah-rempah, hasil hutan, dan komoditas lain yang memperkaya kehidupan masyarakat Banjar.

Kini, 499 tahun kemudian, Banjarmasin bukan hanya kota bersejarah, tetapi juga menjadi jantung perekonomian dan budaya Kalimantan Selatan.

Setiap peringatan Hari Jadi kota ini menjadi momentum untuk mengenang perjalanan panjang, sekaligus menguatkan identitas Banjarmasin sebagai kota yang lahir dari sejarah besar Nusantara.

Sumber : Artikel dibuat berdasarkan AI.