Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah ke posisi 6.923 pada perdagangan sesi I, Rabu (18/10/2023) siang.

Pelemahan terjadi usai PDIP mengumumkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.

Mengutip RTI Infokom, indeks saham melemah 15,85 poin atau minus 0,23 persen dari perdagangan sebelumnya.

Tercatat investor melakukan transaksi sebesar Rp9,79 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,83 miliar saham.

Pada penutupan sesi I ini, 226 saham menguat, 290 terkoreksi, dan 217 lainnya stagnan.

Pengamat Pasar Modal PT Dinamika Gelora Satya Oktavianus Audi mengatakan pelemahan IHSG tak sepenuhnya terjadi karena pengumuman Mahfud sebagai cawapres Ganjar.

“Dari sisi pasar saham saya berpandangan masih minim dampaknya dari pengumuman tersebut secara langsung, karena ini masih langkah awal dan saya pikir pasar masih akan menimbang terkait visi-misi ke depannya, secara khusus ekonomi,” jelas Oktavianus kepada CNNIndonesia.com.

Menurutnya, koreksi ini sebenarnya masih lebih besar karena terdampak geopolitik di Timur Tengah. Selain itu, pelemahan IHSG juga terjadi karena kenaikan yield treasury Amerika Serikat (AS) yang kemungkinan akan terjadi.

“Serta pasar juga masih menunggu terkait laporan keuangan (emiten) kuartal III yang akan keluar dalam waktu dekat ini,” imbuh Oktavianus.

Setali tiga uang, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan pelemahan IHSG ini tidak begitu signifikan karena pengumuman Mahfud sebagai cawapres Ganjar.

Herditya menilai kelemahan indeks saham lebih karena kenaikan yield UST note 10 tahun AS ke angka 4,83 persen. Selain itu, pelemahan juga terjadi karena penjualan ritel AS yang bertumbuh ke 0,7 persen (month to month).

Menurutnya, hal ini meningkatkan kekhawatiran investor akan sikap hawkish bank sentral AS (The Fed) ke depannya.

“Ditambah dengan adanya rilis data GDP (gross domestic product) China yang turun ke 4,9 persen YoY di kuartal III ini membuat pergerakan bursa Asia terkoreksi. Hal-hal tersebut yang kami perkirakan menjadi pemberat IHSG,” ucap Herditya.

Source : CNN Indonesia