Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menegaskan bahwa konser Coldplay ‘Music of the Spheres World Tour’ Jakarta akan tetap dilaksanakan meskipun ada ancaman panggung dibakar massa.
Satu hari menjelang konser perdana Chris Martin dkk di Indonesia, Sandiaga menyebutkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengantisipasi gangguan konser yang paling ditunggu-tunggu para pecinta musik di Tanah Air ini.
“Ya, kita berkoordinasi dengan aparat penegak hukum. Kita akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar konser ini berjalan dengan nyaman, aman, dan menyenangkan,” ujar Sandi di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (13/11/2023).
Sandi mengaku menghormati seluruh pendapat terkait kedatangan Coldplay ke Indonesia, termasuk penolakan. Namun, ia menegaskan bahwa konser Coldplay ‘Music of the Spheres World Tour’ Jakarta tidak dapat dibatalkan.
“Semua keinginan untuk mengungkapkan pendapat telah terfasilitasi dan tentunya kita hormati, tapi konser ini semua sudah sangat menunggu dan sudah masuk dalam kaidah koridor hukum kita maka semua pihak kita ajak untuk menyukseskan konser Coldplay,” jelas Sandi.
Lebih lanjut, Menparekraf meminta promotor untuk mempersiapkan konser dengan matang agar tidak terjadi masalah apapun saat dan setelah konser dilaksanakan. Sebab, konser Coldplay memiliki dampak bagi perekonomian Indonesia
“Persiapan dan konsernya ini harus berlangsung dengan lancar karena ada beberapa konser dalam beberapa hari terakhir mengalami kendala,” tegas Sandi.
“Ini harus kita pastikan, jangan sampai Coldplay yang semua mata tertuju ke Indonesia [mengalami masalah]. Kita harus pastikan konser ini akan berlangsung dengan mulus dan tentunya berdampak ke Indonesia serta ekonomi Indonesia,” lanjutnya.
Melalui konser yang akan diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) ini, Sandi menargetkan keuntungan hingga sekitar US$75 juta atau sekitar Rp1,17 triliun (asumsi kurs Rp15.676/US$) dari total 60 ribu hingga 80 ribu penonton.
“Sama seperti awal prediksi kami, US$1.000 hingga US$1.500 (atau sekitar Rp15,6 juta hingga Rp23,5 juta) per pax,” kata Sandi.
“Jadi, kalau kita lihat ada total 80 atau 60 ribu yang kita targetkan untuk penonton maka kita mungkin bisa melihat angka [pendapatan] antara US$70 sampai US$75 juta,” ungkap Sandi.
Sebelumnya, konser Coldplay ‘Music of the Spheres World Tour’ Jakarta ditolak oleh massa Gerakan Nasional Anti-LGBT (Geranati LGBT) pada Jumat (10/11/2023) lalu. Dalam orasinya, massa menolak konser Coldplay pada Rabu (15/11/2023) ini karena band asal Inggris tersebut dinilai mengampanyekan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Akibatnya, massa mengancam bakal membakar panggung jika konser tetap dilaksanakan.
“Jangan sampai nanti acara berlanjut, umat Islam marah, rakyat marah, rame-rame bawa bensin bakal kita bakar nanti panggung Coldplay,” ujar salah satu orator di Kedubes Inggris, dikutip dari detiknews, Selasa (14/11/2023).
“Bukan kita anti dengan konser. Ini bukan konser sembarangan. Ini karena di dalamnya ada propaganda LGBT,” lanjut orator.
Source : CNBC Indonesia