Serangan Israel masih terus terjadi di Gaza Palestina. Dalam update terbaru Rabu (22/11/2023), RS Indonesia di Gaza masih menjadi sasaran serangan.

Di sisi lain, deal kesepakatan antara Hamas dan Israel melalui perantara Qatar juga masih dibahas. Kepada CNN International, pemerintah Doha mengatakan telah memberikan proposal Selasa (21/11/2023) dini hari dan menunggu jawaban Israel.

Israel sendiri dilaporkan masih merapatkan di kabinet. Namun PM Israel Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan terbarunya di depar menteri, berujar akan melanjutkan perang meski jeda kemanusiaan atau gencatan senjata sementara terlaksana.

Lalu bagaimana faktanya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia dari beragam sumber.

14.000 Tewas
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan data terbaru korban tewas, Rabu. Dalam updatenya diketahui 14.128 warga Palestina tewas karena serangan Israel ke wilayah itu.

Data diakumulasi sejak 7 Oktober, mengutip The Guardian. Dari seluruh korban, sebanyak 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan.

RS Diserang Israel Lagi
Tak Hanya RS Al-Shifa dan RS Indonesia yang diserang Israel, RS Al-Awda di Gaza, kini juga menjadi “korban” serangan Israel. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tiga dokter dan “seorang pendamping pasien” tewas.

Ini juga dibenarkan Médecins Sans Frontières (MSF). Sebanyak dua dokternya dan seorang dokter dari kementerian kesehatan tewas setelah serangan terhadap RS Al-Awda. Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga membenarkan hal itu.

53 Jurnalis Tewas
Setidaknya 53 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober. Data ini dikeluarkan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), Selasa (21/11/2023).

Terbaru, saluran berita yang berafiliasi dengan Hizbullah Al-Mayaden mengatakan dua jurnalisnya tewas akibat serangan udara Israel di selatan Lebanon, dekat perbatasan dengan Israel. Salah seorang jurnalis adalah wanita yang sebelumnya melaporkan perang dengan rompi lengkap, termasuk tulisan PERS di dadanya.

Per 10 Menit 1 Anak Terbunuh
PBB telah memperingatkan bahwa ada “lonjakan tragis … yang sepenuhnya dapat dihindari” dalam kematian anak-anak di Gaza. Rata-rata satu anak terbunuh setiap 10 menit.

Badan Anak-anak PBB (Unicef) mengatakan jumlah anak-anak yang meninggal akan makin meroket karena adanya ancaman serius berupa wabah penyakit massal di wilayah Palestina yang terkepung. PBB sendiri sudah menyerukan gencatan senjata meski diabaikan Israel.

Source : CNBC Indonesia