Madrasah Tsanawiyah Al Muddakir yang berlokasi di Banua Anyar, Banjarmasin terus menyiapkan diri menghadapi perubahan situasi dan perkembangan zaman.

Didirikan oleh H Dahlan bin H Ahmad pada 1 Juli 1984, Al Muddakir dalam hitungan bulan ke depan akan berusia genap 40 tahun. Sebuah angka yang sering disebut-sebut sebagai usia kematangan dan kedewasaan.

Sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan, siswa-siswi Al Muddakir disiapkan dengan materi-materi wajib seperti Aqidah, Akhlak, Fiqih, Bahasa Arab, Qur’an dan Hadits, Kebudayaan Islam dan Muatan Lokal Mengaji.

Siswa Al Muddakir siap jadi pemimpin di masyarakat

“Selain itu setiap pagi shalat Dhuha, (membaca) Asmaul Husna, Waqiah, Juz Amma, Aqidatul Awam. Saban hari itu kami laksanakan sebelum memulai pelajaran,” ujar Kepala Sekolah MTs Al Muddakir Pribadi Purna kepada monitorborneo.com, Jumat (1/12/2023).

Ia menyebutkan seorang lulusan Al Muddakir diharapkan kelak akan menjadi pemimpin di lingkungannya masing-masing. “Setidaknya mereka di kampung punya kelebihan dan sanggup jadi imam memimpin shalat,” kata kepala sekolah berlatar pendidikan sarjana ilmu perikanan ULM ini.

Siswa-siswi Al Muddakir juga mendapat pendidikan tambahan pengenalan olahraga memanah dan berkuda. Ada terpasang tiga bundaran target perangkat perlengkapan panahan di salah satu sudut halaman sekolah. Kebetulan salah satu ustadz di Yayasan Al Muddakir juga seorang aktivis olahraga langka itu.

Pribadi Purna SPi

Pribadi mengungkapkan Yayasan Al Muddakir juga mendirikan Pondok Tahfiz 2 tahun belakangan ini. “Ada total 16 siswa Tahfiz, 3 orang diantaranya berasal dari Malaysia,” ujar Pribadi yang di kalangan koleganya disebut sebagai “Kepala Sekolah Nyeleneh” karena datang bukan dari disiplin keagamaan.

Terkait perayaan ulang tahun sekolah ke-40 ia mengungkapkan pihaknya berencana menggelar selamatan sederhana.

“Kami lagi mendata para alumni yang pernah belajar di Al Muddakir. Setahu saya ada satu alumni yang saat ini jadi anggota dewan Kota Banjarmasin,” pungkasnya. JL