Pemerintah meraup Rp1.996,4 triliun dari perpajakan per 12 Desember 2023. Angka tersebut mencapai 98,8 persen dari target APBN 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan jumlah tersebut terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp1.739,8 triliun serta kepabeanan dan cukai sebesar Rp256,5 triliun.
“Kita liat komponen pendapatan negara, penerimaan pajak sampai 12 Desember tahun ini capai Rp1.739,8 triliun, dibandingkan target APBN awal sudah lewat, yakni 101,3 persen,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (15/12/2023).
Sementara itu, raihan dari kepabeanan dan cukai yang mencapai Rp256,5 triliun baru mencapai 84,6 persen dari target APBN awal.
“Penerimaan kepabeanan dan cukai memang alami kontraksi 11,7 persen (yoy) ini berasal dari bea keluar dan ekspor kita, apakah yang alami pelarangan ekspor dengan hilirisasi atau permintaan ekspor melemah,” kata Sri Mulyani.
Di sisi lain penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah mencapai Rp554,5 triliun per 12 Desember 2023. Angka ini telah melampaui target di APBN awal yang sebesar Rp441,4 triliun.
Sri Mulyani juga mengatakan PNBP tumbuh 3,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
APBN defisit Rp35 triliun atau 0,17 persen dari produk domestik bruto (PDB) per 12 Desember 2023.
Sri Mulyani mengatakan defisit APBN per 12 Desember 2023 ini disebabkan pendapatan negara yang mencapai Rp2.553,2 triliun. Jumlah ini mencapai 103,66 persen dari target APBN.
Sementara, belanja negara telah mencapai Rp2.588,2 triliun. Menurutnya, realisasi belanja semakin optimal dalam menyerap pagu yang ditetapkan.
Source : CNN Indonesia