Calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto unggul dalam penghitungan suara Pemilihan Presiden 2024 versi hitung cepat berbagai lembaga.
Bila hitungan itu akurat, maka kemungkinan besar Prabowo-lah yang akan menggantikan Jokowi sebagai Presiden.
Sejumlah ekonom menyatakan Prabowo punya pekerjaan rumah yang berat apabila memimpin Indonesia kelak. PR tersebut adalah menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga bisa mencapai 6-7%. Untuk mencapai target itu, Prabowo tak punya banyak waktu lagi.
Ekonom senior Chatib Basri mengatakan presiden baru harus bergerak cepat mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6-7% setiap tahun apabila ingin menjadi negara berpendapatan tinggi.
Akselerasi ini mutlak diperlukan karena Indonesia akan mencapai tahap penuaan populasi atau aging population pada 2050.
“Jadi kesempatan untuk Indonesia hanya tinggal 26 tahun lagi dari saat ini. Jadi siapapun presidennya butuh mendorong pertumbuhan ekonomi mulai dari 6% sampai 7%,” kata Chatib berbicara pada CNN dikutip Jumat (16/2/2024).
Dia mengatakan apabila target tersebut meleset, maka besar risiko Indonesia akan masuk jebakan negara berpendapatan sedang. Ketika itu terjadi, Indonesia akan menjadi negara dengan populasi tua sebelum menjadi negara kaya.
“Jadi saya percaya siapapun yang jadi presiden itu butuh mencapai pertumbuhan 6%-7%, mereka harus mencari jalan keluar untuk itu,” ungkapnya.
Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan target pertumbuhan 6-7% adalah mutlak. Pertumbuhan tersebut, kata dia, diperlukan agar Indonesia tidak terjebak middle income trap.
Masalahnya, kata Faisal, presiden terpilih tidak bisa hanya meneruskan program-program yang telah dilakukan Jokowi, seperti hilirisasi.
Dia mengatakan selam 5 tahun dijalankan, program itu belum bisa mendongkrak pertumbuhan Produk Domestik Bruto RI di atas level 5%.
“Harus dibuat kebijakan yang lebih manjur dan lebih cepat,” katanya.
Faisal menuturkan hilirisasi harus dilanjutkan dengan industrialisasi. Selain memberi nilai tambah, dia mengatakan hilirisasi akan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang saat ini masih terdampak oleh pandemi Covid-19. “Tantangannya adalah menciptakan lapangan kerja yang masif, tapi juga punya kualitas,” ujarnya.
Source : CNBC Indonesia