Tahun Baru China atau Tahun Baru Imlek biasanya jadi momentum orang Tionghoa untuk memulai sesuatu, salah satunya bisnis.
Soal bisnis orang Tionghoa punya rahasia tersendiri agar bisa sukses dan berjaya.
Apa saja rahasia tersebut?
1. Atur mindset bahwa kekayaan adalah segalanya
Mengutip The Dragon Network (2013) karya A.B Susanto, dalam komunitas Tionghoa akumulasi kekayaan diartikan sebagai standar kejayaan seseorang atau keluarga.
Menjadi kaya adalah sumber dari segala keistimewaan dan status. Oleh karena itu, orang Tionghoa rela kerja lembur bagai kuda untuk mengejar kekayaan. Mereka percaya proses tidak akan mengkhianati hasil.
2. Terapkan ajaran Konfusianisme
Setelah punya mindset, biasanya orang Tionghoa menerapkan ajaran konfusianisme, entah itu dilakukan secara sadar atau tidak.
Perlu diketahui, Konfusianisme adalah ajaran yang menyebar di Asia Timur, khususnya China, yang dilahirkan oleh filsuf China bernama Kongzi.
Dalam ajaran tersebut ada lima etika, antara lain Ren (kemanusiaan), Yi (kebenaran atau keadilan), Lie (kesopanan atau tata krama), Zhi (pengetahuan), dan Xin (integritas).
Jika seluruhnya dijalankan maka akan lahir sikap kebajikan seperti keberanian, adaptabilitas, kepercayaan diri, kedisiplinan, motivasi kuat, kejujuran, kreativitas dan visioner.
3. Fokus pada usaha sendiri
Selain mengutamakan aspek-aspek pada pengembangan diri sendiri, Konfusianisme juga mengharuskan pula seseorang untuk melakukan peran dan fungsinya di dalam masyarakat.
Akan tetapi, peran tersebut harus tidak mengganggu jalannya peran dan fungsi orang lainnya. Alias, fokus pada usaha sendiri. Artinya, pedagang sebagai pedagang, tidak bisa pedagang memegang peran sebagai raja.
Namun, bukan berarti keterlibatan tersebut tidak diperbolehkan menjalin relasi.
4. Bangun relasi
Irene dan Rosalie dalam Achieving Business Success in Confucian Societies: The Importance of Guanxi (Connections) (2016) menyebut, justru relasi atau Guanxi menjadi aspek penting dan pembuka rezeki.
Guanxi digambarkan sebagai hubungan pribadi antar dua orang yang terjalin karena saling membutuhkan yang hasilnya berupa simbiosis mutualisme. Kedua orang tersebut tidak harus punya status sosial serupa.
Kelak, jalinan yang tercipta akan membuat orang Tionghoa mendapat keuntungan karena semakin dikenal, salah satunya membuat bisnisnya moncer.
5. Hormati keluarga
Dalam pandangan tradisional China, berhasil mengharumkan nama keluarga adalah kejayaan luar biasa. Maka, tiap orang tua pasti akan mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai kebajikan agar generasi selanjutnya dapat menjaga atau membesarkan kejayaan keluarga.
Apabila awalnya hidup susah, setiap orang Tionghoa bakal berjuang lebih keras agar anak-anaknya tak merasakan yang sama. Caranya bisa dengan menyekolahkannya atau memberi pelajaran-pelajaran non formal.
Apabila perubahan bisa tercapai, maka satu keluarga bisa berjaya dan bahagia. Atas dasar inilah, dalam konteks bisnis misalkan, banyak bisnis yang dikendalikan oleh satu keluarga Tionghoa dari generasi ke generasi.
Sedangkan, apabila kesuksesan sudah tercapai, maka tugas generasi selanjutnya diharuskan menghormati leluhur dan orang tua. Mereka tidak boleh menjelek-jelekan para leluhur. Jika sudah sukses diharuskan pula untuk membangun kampung halamannya. Apabila tidak dilakukan, dikhawatirkan kehidupannya akan sulit dan tidak berkah.
Source : CNBC Indonesia