Konglomerat asal Missouri, Amerika Serikat (AS), David Steward, jadi salah satu orang yang membaca dan mempelajari kisah nabi secara serius. Kisah nabi yang jadi bahan bacaannya adalah Nuh, nabi yang tercatat dalam agama samawi.
Kisah paling terkenal dari Nabi Nuh ialah tragedi banjir besar. Ribuan tahun silam, Nabi Nuh mendapat perintah dari Tuhan untuk membuat bahtera karena bakal ada banjir besar yang menghancurkan bumi.
Nabi Nuh lantas membuat bahtera super besar yang bisa menampung manusia, hewan, dan tumbuhan. Selama proses pembuatan, Nabi Nuh mendapat ujaran kebencian dari masyarakat.
Dia dianggap aneh karena membuat perahu besar di saat kondisi tak ada bencana. Meski dapat cemooh, Nabi Nuh tetap bekerja. Saat perahu itu selesai, banjir besar pun datang. Bahtera tersebut menyelamatkan Nabi Nuh, keluarga, umat, hewan, dan tumbuhan.
Cerita perjuangan dan nilai-nilai hidup Nabi Nuh inilah yang menjadi inspirasi bagi David Steward untuk melakukan hal serupa. Apalagi kalau bukan soal pantang menyerah.
“Saat kamu punya ambisi besar, orang cenderung akan meledek kamu. Mereka jadi paling sering bersuara dan sok menilai kamu. Bahwa kamu tidak seharusnya mengejar mimpi dan ambisi kamu,” kata Steward kepada Forbes pada 2004, dikutip Jumat (15/3/2024).
Sikap seperti Nabi Nuh dilakukannya bukan tanpa sebab. Pasalnya hidup David Steward sudah diwarnai diskriminasi dan ledekan sejak kecil karena dia orang berkulit hitam dan miskin.
Saat sekolah dia dipisahkan oleh peraturan segregasi. Itu hanya karena dia tidak putih, sehingga harus hidup secara terpisah.
Lalu saat sudah dewasa dan ingin memulai bisnis pada 1990-an, dia banyak mendapat cemooh. Hanya saja, gara-gara sudah mempelajari kisah Nabi Nuh pria kelahiran 2 Juli 1951 itu tak gentar. Dia pantang menyerah dan melanjutkan ide bisnis agar tak lagi jadi pegawai kantoran.
Saat itu, Steward mendirikan World Wide Technology (WWT) untuk menyediakan layanan teknologi komputer perusahaan. Tahun 1990-an, sektor layanan tersebut memang masih asing, sehingga banyak orang mencemooh tindakannya seperti apa yang terjadi pada Nabi Nuh.
Namun, dia tetap melanjutkan bisnisnya. Ia percaya di masa depan internet bakal jadi primadona.
Singkat cerita, bisnis Steward berjalan jatuh bangun seiring berkembangnya zaman. Hingga akhirnya, kepercayaan Steward tentang bisnisnya dan masa depan komputer benar terbukti.
Kita semua tahu teknologi tersebut benar-benar dibutuhkan orang di dunia. Alhasil, bisnis WWT jadi salah satu yang terkena dampaknya.
Forbes (2022) mencatat WWT sebagai perusahaan swasta terbesar ke-27 di AS dan perusahaan terbesar milik orang kulit hitam. Besar pendapatannya mencapai US$ 17,0 miliar atau Rp 265 triliun.
Keuntungan tersebut lantas sejalan dengan harta David Steward. Forbes (2024) mencatat dia punya harta US$ 7,6 miliar atau Rp 118 triliun, dan masuk dalam jajaran orang terkaya dunia.
Source : CNBC Indonesia